Tolong Diperhatikan, Apa Hukumnya Suami Mendahulukan Ibu Kandung daripada Istri? Ustaz Khalid Basalamah Beri Penjelasan Begini
- Istockphoto
tvOnenews.com - Pertanyaan tentang siapa yang harus didahulukan antara ibu kandung dan istri selalu menjadi topik sensitif dan memicu perdebatan panjang di tengah masyarakat.
Tidak sedikit rumah tangga yang retak bahkan berujung perceraian karena sang suami tidak mampu menyeimbangkan kasih sayangnya antara ibu dan istri.
Kasus ini menjadi potret nyata bagaimana ketidakharmonisan antara menantu dan mertua bisa berujung fatal bila tidak disikapi dengan kebijaksanaan.
Dilema antara mendahulukan ibu atau istri sering kali menempatkan suami pada posisi yang sulit. Di satu sisi, seorang anak wajib berbakti kepada orang tua sebagaimana perintah Allah Swt. dalam Al-Qur’an surat Luqman ayat 14:
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku-lah kembalimu."
Ayat ini menegaskan besarnya jasa seorang ibu yang harus dibalas dengan kasih sayang dan penghormatan.
Namun, di sisi lain, Islam juga memberikan kedudukan tinggi kepada istri, sebagaimana disebut dalam QS. An-Nisa’ ayat 34 bahwa “Laki-laki (suami) adalah penanggung jawab atas para perempuan (istri)... karena mereka telah menafkahkan sebagian dari hartanya.”
Artinya, tanggung jawab suami kepada istri bukan hanya soal materi, tetapi juga perhatian, kasih sayang, dan perlindungan.
Dalam konteks ini, para ulama memberikan penjelasan yang menyeimbangkan kedua kewajiban tersebut. Cendekiawan Muslim Prof. M. Quraish Shihab menilai pertanyaan “siapa yang harus didahulukan, istri atau ibu?” sejatinya bersifat retoris.
Menurutnya, membandingkan keduanya tidaklah bijak karena peran masing-masing berbeda dan keduanya wajib dihormati.
“Saya memilih tidak menjawabnya. Tapi ada orang yang tidak bijak menjawab begini: istri bisa diganti tapi ibu tidak bisa. Menurut saya itu salah,” ujar pendiri Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) itu dikutip dari NU Online.
Ia menegaskan, istri dan ibu bukan untuk dipertentangkan karena keduanya sama-sama berhak mendapatkan cinta dan prioritas dalam porsinya masing-masing.
- YouTube
Sementara itu, Ustaz Khalid Basalamah dalam sebuah kajian yang tayang di kanal YouTube Khalid Basalamah Official, memberikan pandangan berbeda dalam konteks praktis.
Beliau menjelaskan, apabila seorang suami sebelum wafat sempat berwasiat agar istrinya menjaga ibunya (mertua), maka kewajiban itu harus dijalankan.
“Jika suami semasa hidupnya sudah berpesan agar istrinya menjaga ibunya, maka itu menjadi wasiat yang wajib dilaksanakan sebagai bentuk bakti istri kepada suaminya,” ujar Ustaz Khalid.
Ia menambahkan, bila situasi memungkinkan, sebaiknya istri mengurus ibu kandung dan ibu mertua sekaligus. “Kalau bisa menggabungkan keduanya tinggal bersama, itu lebih baik, karena pahala merawat dua orang tua yang membutuhkan akan sangat besar,” lanjutnya.
Ustaz Khalid juga mengutip hadis Rasulullah Saw. yang berbunyi: “Aku memenuhi satu hajat saudara muslim lebih aku cintai daripada aku beritikaf selama sebulan di masjidku ini.” (HR. Thabrani).
Hadis ini menegaskan keutamaan membantu sesama muslim, terlebih merawat orang tua dan mertua yang sudah lanjut usia.
Namun, beliau menegaskan bahwa bila tidak ada wasiat khusus dari suami, maka seorang istri boleh memilih untuk memprioritaskan merawat ibu kandungnya terlebih dahulu, sementara ibu mertua bisa dirawat bersama anggota keluarga lainnya.
Melihat berbagai penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa suami tidak seharusnya memilih antara ibu atau istri secara mutlak, melainkan menempatkan keduanya pada posisi yang proporsional.
Ibu adalah sumber kasih sayang dan doa, sementara istri adalah amanah yang harus dijaga dan dinafkahi. Keduanya tidak bisa saling digantikan, karena keduanya merupakan bentuk cinta yang berbeda namun sama-sama mulia di sisi Allah.
Dalam kehidupan rumah tangga modern, langkah bijak bagi pasangan adalah menjaga komunikasi dan batas peran masing-masing agar tidak saling melukai.
Sebab, sejatinya cinta kepada ibu dan istri bukanlah untuk dipertentangkan, melainkan diselaraskan agar tercipta keluarga yang sakinah, penuh kasih, dan diridhai oleh Allah SWT. (udn)
Load more