Ssstt! Emangnya Ghibah Pimpinan Zalim di Kantor Lebih Berat dari Dosa Zina? Buya Yahya Jelaskan Kalau Ternyata Sesungguhnya itu Termasuk...
- Istockphoto
tvOnenews.com - Fenomena ghibah atau menggunjing bukanlah hal baru, apalagi di lingkungan kerja yang kerap penuh dengan dinamika antara atasan dan bawahan.
Dalam sebuah kajian Al Bahjah, seorang jemaah bertanya kepada KH Yahya Zainul Ma’arif atau yang akrab disapa Buya Yahya, mengenai hukum menggibah pimpinan, terlebih bila sang pimpinan dinilai zalim.
Suudzon dan Ghibah dalam Islam
Buya Yahya menegaskan bahwa prasangka buruk atau suudzon adalah penyakit hati yang dapat menghancurkan iman seseorang. Allah SWT dengan tegas melarang hal ini dalam firman-Nya:
"Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, serta janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." (QS. Al-Hujurat: 12).
Ayat ini menegaskan betapa buruknya ghibah hingga Allah mengibaratkannya dengan memakan daging bangkai saudara sendiri.
- YouTube Al Bahjah TV
Rasulullah SAW juga mengingatkan, "Jauhilah prasangka, karena sesungguhnya prasangka adalah ucapan paling dusta." (HR. Bukhari-Muslim).
Sikap Bijak di Lingkungan Kerja
Dalam situasi kerja, tidak jarang seorang karyawan merasa tidak puas dengan kebijakan pimpinan. Hal ini sering melahirkan percakapan negatif hingga ghibah. Menanggapi pertanyaan jamaah, Buya Yahya menasihati agar seorang muslim bersikap cerdas.
"Kalau memang itu omongan (ghibah) gak berguna, gak ada manfaatnya, ya Anda tahu diri, menghindar dong. Jangan malah mengiyakan, padahal Anda tidak tahu bagaimana sesungguhnya," jelas Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV.
Beliau menambahkan, jika memang ada kesalahan nyata dari seorang pimpinan, sebaiknya disampaikan langsung melalui komunikasi yang baik, baik dengan surat, kritik membangun, maupun nasihat penuh cinta. Dengan demikian, tujuan perbaikan bisa tercapai tanpa menjerumuskan diri pada dosa ghibah.
Apakah Dosa Ghibah Lebih Berat dari Zina?
Load more