Padahal Sudah Sering Shalat Dhuha tapi Masih Miskin, Kenapa? Ini Penjelasan Gus Baha
- Pexels/Thirdman
tvOnenews.com - Banyak muslim yang tekun melaksanakan shalat dhuha dengan harapan diberi kelapangan rezeki.Â
Namun kenyataannya, tidak sedikit yang tetap hidup sederhana atau bahkan miskin meskipun ibadah sunnah itu dikerjakan secara rutin.Â
Sebaliknya, ada pula orang yang sama sekali tidak pernah shalat dhuha, tetapi kehidupannya terlihat lebih mapan.
- Pixabay
Â
Fenomena ini kerap menimbulkan pertanyaan di hati sebagian orang: mengapa bisa terjadi demikian?Â
Untuk menjawabnya, mari simak penjelasan KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, sebagaimana disampaikan dalam kanal YouTube SANTRI GAYENG pada 31 Desember 2021.
Cara Berpikir Nubuwwah
Gus Baha menekankan bahwa seorang muslim seharusnya memiliki cara pandang nubuwwah, yakni cara berpikir yang sesuai ajaran para nabi.Â
Dengan berpikir nubuwwah, seorang hamba tidak akan salah dalam menyembah Allah maupun dalam menjalani kehidupan.
- Istimewa
Â
Beliau kemudian menyinggung kisah para sahabat Anshar pada masa Rasulullah SAW.Â
Suatu ketika, orang-orang Anshar yang lebih dulu memeluk Islam merasa keberatan karena saat pembagian harta rampasan, kaum Quraisy yang baru masuk Islam justru mendapat bagian lebih banyak.
Rasulullah pun menenangkan mereka dengan penjelasan yang menyentuh hati: orang Quraisy memang pulang dengan membawa kambing dan unta, tetapi orang Anshar pulang dengan membawa Rasulullah.Â
Mendengar itu, sahabat Anshar menangis terharu dan merasa bangga bisa tetap bersama Nabi hingga kembali ke Madinah.
Teruslah Menolong Allah dan Rasul
- Pexels/Eslam Mohammed Abdelmaksoud
Â
Mengambil pelajaran dari kisah tersebut, Gus Baha mengatakan:
"Justru kalau sudah lama menolong, ya teruskan saja sampai mati supaya statusnya penolong Allah dan Rasul," ujarnya.
Namun beliau juga mengingatkan:
"Tapi jika Nabi sudah jaya lalu kamu meminta, berarti statusmu tamak kepada Allah dan Rasul," lanjutnya.
Shalat Dhuha Bukan Transaksi
Lebih lanjut, Gus Baha menjelaskan bahwa terkadang Allah memang tidak memberi kekayaan kepada hamba-Nya yang tekun melaksanakan shalat tahajud, witir, atau dhuha.Â
- Pixabay
Â
Hal itu bukan berarti ibadah tersebut sia-sia, melainkan karena Allah menyukai sujud dan doa yang dipanjatkan hamba tersebut.
"Bukan malah kok di transaksional, 'Gusti, saya sudah lama tahajud dan dhuha tapi kok tetap miskin?" tegasnya.
Di sisi lain, ada orang yang jarang bahkan tidak pernah shalat dhuha, tetapi hidupnya kaya.Â
Menurut Gus Baha, cara berpikir membandingkan seperti itu adalah keliru.
"Dan orang yang tidak pernah shalat dhuha kok kaya?" tambahnya.
Tanda Allah Masih Rindu Sujud Hamba-Nya
- Istimewa
Â
Sebagai penutup, Gus Baha menekankan bahwa seorang mukmin dengan pola pikir nubuwwah harus memahami makna di balik kondisi hidupnya.
"Sebagai orang nubuwaah harus berpikiran jika belum diberi kaya oleh Allah, maka tandanya Allah masih ingin mendengar doa dan sujud hamba-Nya," pungkasnya.
Dari penjelasan Gus Baha, dapat disimpulkan bahwa ibadah bukanlah transaksi dengan Allah. Kekayaan bukan tolok ukur utama, melainkan kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya. (gwn)
Load more