Kenapa Sih Banyak Pria Punya Kebiasaan Meludah Sebelum Kencing? Awas, Jangan Sembarang Meludah karena Ternyata Hukum Meludah dalam Islam itu Begini
- Tangkapan layar twitter / istockphoto
tvOnenews.com - Bagi sebagian pria, meludah sebelum buang air kecil atau kencing menjadi kebiasaan yang dilakukan tanpa banyak dipikirkan.
Ada yang beranggapan ini sekadar refleks, ada pula yang meyakini memiliki tujuan tertentu, mulai dari alasan kebersihan hingga mitos turun-temurun.
Namun, jarang yang menyadari bahwa dalam Islam, tindakan meludah ternyata diatur dengan adab dan ketentuan yang jelas.
Islam tidak hanya mengatur perkara besar seperti ibadah wajib atau muamalah, tetapi juga mengajarkan etika dalam hal-hal yang sering dianggap sepele, termasuk meludah.
Air liur pada dasarnya bermanfaat bagi tubuh, terutama dalam menjaga kelembapan mulut, membantu pencernaan, membersihkan sisa makanan, dan bahkan melindungi gigi dari kerusakan.
Tetapi ketika dikeluarkan sembarangan, ludah bisa menjadi media penyebaran penyakit, terutama bagi orang yang memiliki infeksi menular.
Karena itu, Islam memandang penting pengaturan adab meludah, agar tidak mengganggu orang lain dan tetap menjaga kebersihan lingkungan.
- Istockphoto
Berikut penjelasan hukum dan adab meludah dalam syariat Islam:
1. Larangan Meludah Menghadap Kiblat
Dalam Islam, kiblat memiliki kehormatan tersendiri. Nabi Muhammad ﷺ melarang meludah ke arah kiblat, baik saat salat maupun di luar salat. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Jika salah satu dari kalian salat, hendaknya tidak meludah ke arah kiblat. Sebab orang yang salat adalah orang yang sedang bermunajat kepada Allah Tabaraka Wata’ala.” (HR. Ahmad no. 4645)
Beliau juga mengingatkan konsekuensi di akhirat:
“Barangsiapa meludah ke arah kiblat, maka ia akan datang pada hari kiamat dengan diludahi di antara kedua matanya.” (HR. Abu Dawud, 3: 425)
Selain itu, arah kanan juga sebaiknya dihindari saat meludah. Nabi ﷺ mengajarkan agar meludah ke arah kiri atau di bawah kaki kiri. (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Dilarang Meludah di Masjid
Masjid adalah tempat yang dimuliakan. Rasulullah ﷺ menegaskan:
“Meludah di masjid adalah suatu dosa, dan kafarat (penghapus dosanya) adalah dengan menimbun ludah tersebut.” (HR. Bukhari)
Pada masa lalu, lantai masjid terbuat dari tanah atau pasir, sehingga ludah bisa ditimbun. Namun, di masjid modern yang berlantai keramik atau karpet, dianjurkan menggunakan tisu atau meludah di kain pribadi, lalu membuangnya di luar masjid. Nabi ﷺ bersabda:
“Barangsiapa yang masuk masjid ini dan meludah padanya, maka hendaklah dia menggali lubang, kemudian pendamlah ludah itu. Jika tidak, meludahlah di pakaiannya lalu keluarlah dengannya.” (HR. Abu Dawud no. 403)
3. Pengobatan dengan Air Ludah
Dalam beberapa riwayat, Nabi ﷺ menggunakan air ludah yang dicampur tanah untuk pengobatan, sembari membaca doa:
“Dengan menyebut nama Allah, (debu) tanah bumi ini dengan air ludah sebagian di antara kami dapat menyembuhkan penyakit di antara kami dengan seizin Rabb kami.” (HR. Bukhari)
Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa Rasulullah ﷺ mengambil air liur dengan jari, menempelkannya ke tanah, lalu mengusap bagian tubuh yang sakit sambil membaca doa tersebut. Meski begitu, metode ini bersifat umum dan memerlukan penjelasan dari ahli pengobatan.
4. Sunnah Men-tahnik Bayi Baru Lahir
Tahnik adalah tradisi menempelkan kunyahan kurma yang telah bercampur air liur orang saleh ke langit-langit mulut bayi.
Praktik ini memiliki manfaat medis karena membantu bayi mendapatkan asupan glukosa. Jika tidak ada kurma, bahan manis seperti madu bisa digunakan. Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu:
“Aku dikaruniai anak laki-laki, lalu membawanya kepada Nabi ﷺ. Beliau menamainya Ibrahim dan men-tahnik-nya dengan kurma.” (HR. Bukhari dan Muslim)
- Tangkapan layar twitter / istockphoto
5. Meludah Ringan Saat Lupa Bacaan Salat atau Mimpi Buruk
Setan bisa mengganggu konsentrasi dalam salat. Utsman bin Abil ‘Ash radhiyallahu ‘anhu mengadukan hal ini kepada Nabi ﷺ, dan beliau bersabda:
“Itu adalah setan bernama Khinzib. Jika engkau merasakannya, mintalah perlindungan kepada Allah dan ludahlah ringan ke arah kiri tiga kali.” (HR. Muslim)
Teknik meludah di sini berupa hembusan kecil dengan sedikit air liur. Hal yang sama berlaku ketika mengalami mimpi buruk. Nabi ﷺ bersabda:
“Jika kalian bermimpi buruk, hendaklah meniup ke kiri tiga kali, membaca ta’awudz, lalu berbalik ke sisi lain, dan jangan menceritakannya pada siapa pun.” (HR. Bukhari dan Muslim)
6. Menjilat Jari Setelah Makan
Islam juga mengajarkan menghargai makanan sampai butir terakhir. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Jika salah seorang dari kalian makan, janganlah ia mengusap tangannya sebelum ia menjilatnya atau menjilatkannya kepada orang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Meludah ternyata bukan sekadar kebiasaan tanpa makna. Islam memberikan panduan yang jelas demi menjaga kebersihan, menghormati tempat ibadah, serta melindungi diri dan orang lain dari penyakit.
Bahkan dalam hal-hal yang terlihat sederhana, ada pelajaran adab, kesehatan, dan spiritualitas yang bisa diambil.
Fenomena meludah sebelum kencing hanyalah satu contoh dari kebiasaan yang jika diatur sesuai tuntunan Rasulullah, akan bernilai ibadah dan membawa kebaikan. (udn)
Load more