Hadits tersebut menerangkan bahwa Rasulullah SAW memang pernah melaksanakan shalat tarawih pada malam awal-awal bulan Ramadhan hingga akhirnya melihat antusiasme yang begitu tinggi dari para sahabat, Rasulullah justru mengurungkan niatnya datang ke masjid pada hari ketiga atau keempat.
Rasulullah khawatir jika umat muslim menganggap shalat yang dilaksanakan merupakan shalat wajib. Hal tersebut tentu akan memberatkan umat generasi berikutnya yang belum tentu memiliki semangat yang sama seperti para sahabat Nabi.
Sebagaimana keterangan dalam Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari:
أَنَّهُ إِذَا وَاظَبَ عَلَى شَيْء مِنْ أَعْمَال الْبِرّ وَاقْتَدَى النَّاس بِهِ فِيهِ أَنَّهُ يُفْرَض عَلَيْهِمْ
“Sesungguhnya Nabi ketika menekuni suatu amal kebaikan dan diikuti umatnya, maka perkara tersebut telah diwajibkan atas umatnya.”
Tata Cara Shalat Malam
Secara umum tak ada perbedaan antara shalat tarawih dan shalat sunnah lainnya, kecuali ia harus dilakukan setelah shalat Isya dan pada bulan Ramadhan. Shalat tarawih dianjurkan dilaksanakan secara berjamaah, meskipun bagi yang uzur memenuhi keutamaan ini bisa menunaikannya secara sendirian (munfarid).
Perlu diketahui ketahui bahwa tata cara shalat malam atau tarawih dan shalat witir yang dilakukan Rasulullah SAW ada beberapa macam. Tata cara tersebut sudah tercatat dalam buku-buku fiqih dan hadits. Tata cara yang beragam tersebut semuanya pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya radhiyallahu ‘anhum. Semua tata cara tersebut adalah hukumnya sunnah.
Maka sebagai perwujudan mencontoh dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW maka hendaklah kita terkadang melakukan cara ini dan terkadang melakukan cara itu, sehingga semua sunnah akan dihidupkan. Shalat tarawih
Rasulullah SAW dilakukan sebanyak 13 rakaat dengan rincian sebagai berikut:
1. Beliau memulai shalatnya dengan shalat 2 rakaat yang ringan.
2. Kemudian shalat 2 rakaat dengan bacaan yang panjang.
3. Kemudian shalat 2 rakaat dengan bacaan tiap rakaat yang lebih pendek dari rakaat sebelumnya hingga rakaat ke-12.
4. Kemudian shalat witir 1 rakaat.
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Zaid bin Khalid al-Juhani, beliau berkata: “Sesungguhnya aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat malam, maka beliau memulai dengan shalat 2 rakaat yang ringan, Kemudian beliau shalat 2 rakaat dengan bacaan yang panjang sekali, kemudian shalat 2 rakaat dengan bacaan yang lebih pendek dari rakaat sebelumnya, kemudian shalat 2 rakaat dengan bacaan yang lebih pendek dari rakaat sebelumnya, kemudian shalat 2 rakaat dengan bacaan yang lebih pendek dari rakaat sebelumnya, kemudian shalat 2 rakaat dengan bacaan yang lebih pendek dari rakaat sebelumnya, kemudian shalat witir 1 rakaat.” (HR. Muslim)
Load more