Lagi Shalat Tiba-tiba Lihat Kotoran Cicak di Depan Sajadah, Kita Harus Bagaimana? Ustaz Khalid Basalamah Bilang...
- Istockphoto
tvOnenews.com - Dalam agama Islam, kotoran cicak menjadi pembahasan menarik terkait hukumnya.
Tak sedikit umat Muslim bertanya-tanya apakah kotoran cicak najis atau tidak. Secara fiqih, yakni bagian dari najis.
Walau demikian, najis dari kotoran cicak tidak seberat dari anjing maupun manusia.
Alasan kotoran cicak bersifat najis, hewan kecil tersebut dianggap sangat menjijikkan dan masuk golongan fasik.
Terkadang, kotoran cicak berserakkan di rumah. Tak ayal, habitat hewan imut tersebut juga hidup di sekeliling manusia.
Namun ada juga yang masih bingung cara bersikap apabila melihat kotoran cicak di depan sajadah di tengah mengerjakan shalat.
- Pexels/SERHAT TUĞ
Lantas, seperti apa caranya? Apakah tetap lanjut shalat atau sebaiknya membersihkan kotoran cicak tersebut?
Salah satu ulama ternama, yakni Ustaz Khalid Basalamah menjelaskan hal ini setelah ditanya seorang jemaah dalam suatu ceramahnya.
"Bagaimana kita sudah mulai shalat berjamaah di masjid, ternyata baru menyadari ada kotoran cicak di dekat tempat sujud, sahkah shalatnya?," kata Ustaz Khalid Basalamah sambil baca pertanyaan jemaahnya dikutip tvOnenews.com dari kanal YouTube Ummu Haniya, Senin (21/7/2025).
Mulanya, Ustaz Khalid Basalamah menjelaskan kenapa cicak diciptakan oleh Allah SWT.
Dalam beberapa hadis riwayat, Allah SWT menciptakan hewan karena mempunyai tujuan dan manfaat tersendiri.
- YouTube
Hal tersebut tidak hanya berlaku pada cicak, tetapi setiap hewan juga memberikan manfaat dan kerugian untuk manusia.
"Misalnya kita bertanya kenapa Allah menciptakan babi? Kalau tidak boleh dimakan, tidak usah diciptakan sekalian. Itu akal-akalan kita sebagai manusia," jelas Ustaz Khalid Basalamah.
Ustaz Khalid Basalamah juga mencontohkan kenapa shalat Fardhu diwajibkan dan jumlah rakaat hingga waktunya telah ditentukan Allah SWT.
Hal yang sifatnya mutlak, kata Ustaz Khalid Basalamah, tidak bisa dibantah oleh manusia.
"Gimana caranya kita sebagai makhluk memprotes Allah? Nggak bisa!," tuturnya.
Ia menjelaskan tentang keimanan sebagai bentuk mengikuti segala perintah dan aturan dari Allah SWT.
"Kalau masalah hikmah, bisa ada atau tidak ada. Tanpa ada pun, kita tetap menerima hukum Allah SWT," katanya.
Load more