Lebih Baik Menikahi Janda atau Perawan? Ternyata Kata Buya Yahya yang Terpenting...
- ANTARA - Tangkapan layar
tvOnenews.com - Pertanyaan mengenai pilihan antara menikahi janda atau perawan sering kali muncul dalam pembahasan seputar pernikahan.
Islam sendiri menganjurkan menikah sebagai bentuk ibadah dan penyempurnaan agama.
Menikahi seorang janda bisa menjadi amalan mulia jika dilakukan dengan niat tulus karena Allah, seperti memberikan perlindungan dan nafkah.
- Antara
Bahkan, langkah ini dapat menjadi jalan untuk meraih pahala dan karunia dari-Nya, sebab niatnya adalah menjaga perempuan tersebut dari fitnah dan keburukan.
Lalu, manakah yang sebaiknya dipilih, janda atau perawan? Dalam sebuah penjelasan di kanal YouTube Al-Bahjah TV, Buya Yahya memberikan pandangannya.
Menurut beliau, dalam memilih pasangan, seseorang perlu mempertimbangkan kebutuhannya secara pribadi, bukan berdasarkan keinginan yang bersifat ambisius.
"Ada orang dalam pernikahan itu memerlukan lima. Kalau memang hajatmu lima, ya cari lima," kata Buya Yahya.
"Artinya jika seorang janda sudah mencukupi apa yang ia inginkan, perawan bukan ambisi. Nggak boleh ada ambisi janda atau perawan, yang penting shalehah," tambahnya.
- ANTARA - Tangkapan layar
Buya Yahya juga menyampaikan bahwa tidak adanya cinta sebelum menikah justru bisa menjadi hal baik.
Hal itu karena hati seseorang akan lebih bersih dan netral dalam menentukan pilihan, sehingga niat menikah benar-benar murni karena Allah.
"Biar pun tidak ada cinta, memang seharusnya seperti itu, dibersihkan dulu dari cinta, maksudnya cinta yang hakiki. Kalau masalah ada rasa kecenderungan, kekaguman, itu wajar," ujar Buya Yahya.
"Kalau belum masuk wilayah cinta lebih aman dia dalam memilihnya, bisa netral dia," tambahnya.
Beliau juga menegaskan bahwa memilih pasangan karena niat ibadah akan membuka jalan tumbuhnya cinta dalam pernikahan. Yang terpenting adalah memastikan calon pasangan tersebut memang layak dicintai.
- Freepik
"Bagaimana kalau kita menikah tanpa adanya cinta? Yang jelas dia (pasangan) layak untuk dicintai," kata Buya Yahya.
"Apa yang dia butuhkan? Saya membutuhkan seorang wanita shalehah, menemaniku beribadah, kebutuhan pribadiku terpenuhi, dan bisa menjadi ibu dari anak-anakku," sambungnya.
Oleh karena itu, menikah hendaknya tidak dilakukan atas dasar ambisi tertentu, seperti hanya ingin menikahi perawan atau janda.
"Jangan menikah dengan ambisimu. Misal saya harus menikah dengan perawan. Memang ada jaminan pasti baik kalau perawan? Atau ada jaminan baik kalau janda?" tegas Buya Yahya.
Beliau juga mengingatkan agar laki-laki memilih wanita yang sesuai dengan kriteria syar’i meski tidak sempurna.
- Tangkapan Layar YouTube Al-Bahjah TV
Bila hendak menikahi janda yang memiliki anak, maka itu bukan beban selama niatnya benar dan wanita tersebut layak untuk dicintai.
"Bukankah semua sudah ada rezekinya, biar pun janda anaknya lima belas pun, yang penting niatnya bener, orangnya layak untuk dicintai, jalani itu," kata Buya Yahya.
Namun jika seorang janda tidak sesuai dengan kriteria yang diharapkan, maka sebaiknya tidak diteruskan demi menghindari kesalahan dalam menjalani rumah tangga.
"Menikahlah sesuai kebutuhan, bukan ambisi. Layak kriteria syar'i," tutur Buya Yahya. (gwn)
Load more