Meski Mematikan, Jangan Sembarangan Bunuh Hewan ini jika Masuk ke Rumah, Ustaz Adi Hidayat Tegaskan Sebaiknya...
- Tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official
tvOnenews.com - Rumah menjadi salah satu tempat hewan untuk berlindung, mencari makanan hingga menemukan kenyamanan.
Sayangnya, sejumlah hewan harus dibunuh secara kasar dengan alasan mereka dianggap bahaya dan mematikan.
Mengacu pada Hadis Riwayat Imam Bukhari, setiap manusia dianjurkan menyayangi hewan, Rasulullah SAW bersabda:
"Allah melaknat orang yang menyiksa hewan dan memperlakukannya dengan sadis." (HR. Bukhari)
Dalam Islam, secara eksplisit memang ada hadis riwayat menekankan umat Muslim membunuh sejumlah hewan, apabila mati maka dapat pahala, salah satu di antaranya adalah ular.
- Pixabay
Secara umum, bisa ular sangat mematikan bahkan hewan itu bisa makan manusia. Walaupun berbahaya, tetapi muncul pendapat bahwa umat Muslim disarankan jangan langsung membunuhnya.
Oleh karena itu, apa hukum membunuh ular yang bersemayam di rumah dalam agama Islam?
Dilansir tvOnenews.com dari kanal YouTube Taman Firdaus, Kamis (22/5/2025), berikut pendapat Ustaz Adi Hidayat tentang ular yang dibunuh di dalam rumah.
"Ustaz mau bertanya, apa kita enggak boleh bunuh ular yang di dalam rumah? Saya sudah usir selalu balik lagi, saya juga khawatir kalau dekat dengan ular," tanya seorang jemaahnya Ustaz Adi Hidayat.
Ustaz Adi Hidayat menjawab persoalan hukum membunuh ular terutama saat dihadapi hewan itu masuk ke dalam rumah bersandar dengan empat pandangan ulama mazhab.
"Pandangan (empat ulama) karena ada turunan berdasarkan dalil-dalil termasuk hadis riwayat Nabi Muhammad SAW dari Muslim 2236," kata Ustaz Adi Hidayat.
Pandangan pertama, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan dalam Mazhab Manafiah, Imam Hanafi, hukumnya diperbolehkan saat ular masuk rumah meski tidak diberi peringatan.
Pandangan kedua, wajib memberi peringatan jika ingin membunuh ular, asalkan harus diingatkan sebanyak tiga kali.
Pandangan ketiga, ular di luar Kota Madinah boleh dibunuh. Apabila hewan itu berada di Tanah Suci, maka tidak perlu dimatikan cukup mengusir agar tidak bersemayam di rumah.
Pandangan keempat, selain ular berbisa yang punya garis putih di bagian punggung dan mempunyai ekor pendek, tidak boleh dibunuh. Tetapi, kalau berbahaya di rumah, tak masalah dimatikan.
Kenapa ada ular yang tidak boleh dibunuh? Ustaz Adi Hidayat mengatakan karena berkaitan adanya jin yang bertakwa, sebagaimana penjelasan ini disandarkan oleh hadis riwayat Nabi SAW.
"Sebetulnya ada jin Muslim yang baik dan bertakwa, mereka enggak akan menampakkan (wujudnya). Kalau Antum melihat penampakkan maka bukan jin Muslim, karena dia enggak keluar wujud atas janjinya kepada Nabi SAW," tegasnya.
Ustaz Adi Hidayat mencontohkan salah satu kegiatan manusia yang disenangi jin Muslim ketika mereka membaca Ayat Suci Al-Quran.
"Katakan Muhammad kepada-Ku sementara membaca al-quran, ada jin yang mendengarkan. Bahkan mereka berkata kepada teman-temannya, mari kita mendengarkan Al-Quran," bebernya.
Ustaz Adi Hidayat membagikan cerita yang berlandaskan dari kisah sepasang kekasih baru yang menikah diuji dengan kedatangan ular di rumahnya.
Sang suami kebetulan keluar untuk berkumpul di suatu acara digelar sahabat, sedangkan sang istri tetap menjaga rumah.
Di tengah momen tersebut, sang suami mendengar kabar istrinya keluar rumah. Suaminya pun bergegas pulang dan langsung mengambil anak panah karena geram.
Sang istri coba menjelaskan alasan dirinya keluar karena ada ular bersemayam di bawah ranjangnya. Perkelahian hebat berlangsung hingga hewan itu mati.
Apesnya, sang suami juga harus tewas akibat perkelahian dengan ular yang bersembunyi di dalam rumah tersebut.
Istrinya dan sejumlah sahabat yang mendengar hal tersebut berharap kepada Rasulullah SAW agar suaminya diselamatkan akibat berantem dengan ular.
Rasulullah SAW menjawab mereka yang seharusnya minta maaf karena ular tersebut adalah sosok jin Muslim.
Oleh karena itu, Ustaz Adi Hidayat menyarankan sebaiknya cara terbaik adalah memberi peringatan tiga kali dan mengusir ke luar rumah agar tidak terjadi malapetaka.
(hap)
Load more