Naskah Khutbah Jumat 25 April 2025: Jangan Jadi Munafik Musiman, Akhiri Syawal dengan Iman yang Konsisten
- iStockPhoto
Artinya: "Janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan tenunannya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai-berai kembali. Kamu menjadikan sumpahmu sebagai alat penipu di antaramu karena ada (kecenderungan memihak kepada) satu golongan yang lebih banyak kelebihannya (jumlah, harta, kekuatan, pengaruh, dan sebagainya) daripada golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu dan pasti pada hari Kiamat Allah akan menjelaskan kepadamu apa yang selalu kamu perselisihkan." (QS. An-Nahl: 92).
Dalam hal ini, tafsir ayat di atas menggambarkan betapa sia-sianya amal jika akhirnya diurai kembali dengan dosa dan kelalaian.
Orang yang menjadi munafik musiman adalah bentuk pengkhianatan terhadap nikmat Ramadan yang telah Allah berikan.
Iman sejati tidak bersifat temporer, tetapi berkelanjutan, sebagaimana dalam hadis riwayat, Rasulullah SAW bersabda:
"Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang dilakukan terus-menerus, meskipun sedikit." (HR. Bukhari no. 6464).
Ada beberapa cara sederhana namun terbaik bagaimana menjaga iman di akhir Syawal. Agar kita tidak termasuk golongan munafik musiman, begini daftar mencegah kemunafikan:
1. Lanjutkan amalan Ramadan dalam bentuk ringan: puasa Senin-Kamis, membaca Al-Qur’an walau satu halaman sehari.
2. Perkuat lingkungan iman: aktif dalam komunitas masjid, halaqah, dan kajian.
3. Rutin muhasabah diri: evaluasi spiritual tiap malam, minimal sebelum tidur.
Hadirin yang dirahmati Allah
Demikianlah khatib sedikit menerangkan khutbah pertama ini. Marilah kita akhiri bulan Syawal dengan taubat, istighfar, dan perbaikan niat.
Jangan hanya menjadi hamba Ramadhan, tetapi menjadilah hamba Allah sepanjang tahun. Semoga Allah menghindarkan kita dari sifat munafik dan menjadikan kita hamba yang istiqamah hingga akhir hayat.
"Ya Allah, tetapkanlah hati kami dalam agama-Mu, dan jauhkan kami dari kemunafikan yang tersembunyi."
Aamiin ya Rabbal ‘alamin.
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛
Load more