Naskah Khutbah Jumat 25 April 2025: Jangan Jadi Munafik Musiman, Akhiri Syawal dengan Iman yang Konsisten
- iStockPhoto
Pertanyaan besar bagi kita semua di akhir Syawal ini adalah Apakah ibadah kita hanya musiman? Apakah setelah Ramadhan, kita kembali pada kemaksiatan dan meninggalkan ketakwaan?
Inilah yang membuat para ulama menyebut adanya potensi kemunafikan musiman iman yang hanya hidup sebulan, lalu mati sebelas bulan berikutnya.
Pertama-tama, khatib tak pernah bosan sedikit mengulas tentang konsistensi iman pasca Ramadhan.
Ramadhan bukan sekadar ritual tahunan, melainkan madrasah takwa yang mendidik jiwa untuk dekat kepada Allah.
Ketika Ramadhan berlalu, Syawal seharusnya menjadi ladang pembuktian atas hasil didikan bulan puasa.
Dalam Lathaif al-Ma'arif, hlm. 393, Ibnu Rajab Al-Hanbali rahimahullah berkata:
"Di antara tanda diterimanya amal kebaikan adalah kebaikan yang datang setelahnya."
Maka dari itu, jika kita tetap istiqamah dalam ibadah meskipun Ramadhan sudah berakhir selama sebulan penuh, itu adalah tanda amal kita diterima.
Sebaliknya, jika kembali bermaksiat dan malas beribadah, bisa jadi kita termasuk orang-orang yang lalai.
Kaum muslimin rahimahumullah
Apa saja tanda-tanda munafik dalam Islam? Dalam salah satu hadis riwayat, Rasulullah SAW bersabda:
"Tanda orang munafik ada tiga: apabila berkata, dia berdusta; apabila berjanji, dia ingkar; dan apabila diberi amanah, dia berkhianat." (HR. Bukhari no. 33, Muslim no. 59).
Kemunafikan tidak sekadar menyangkut akidah, tetapi juga amal dan akhlak. Banyak dari kita mungkin tidak menyadari bahwa, saat kita rajin ibadah hanya saat Ramadhan, lalu kembali lalai setelahnya, kita sedang berada di jalur kemunafikan musiman.
Contohnya dari tanda munafik, antara lain shalat yang mulai ditinggalkan setelah Idul Fitri, Al-Quran yang kembali tersimpan di rak, tak lagi dibaca.
Kemudian, tanda munafik lainnya, yakni lisan yang dulu terjaga, kini kembali bergosip dan berdusta, bahaya Menjadi Munafik Musiman.
Sidang Jumat yang disayangi oleh Allah
Dalam dalil Al-Quran dari Surat An-Nahl Ayat 92 secara garis besarnya mengandung tafsir tentang orang munafik, Allah SWT berfirman:
وَلَا تَكُوْنُوْا كَالَّتِيْ نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْۢ بَعْدِ قُوَّةٍ اَنْكَاثًاۗ تَتَّخِذُوْنَ اَيْمَانَكُمْ دَخَلًا ۢ بَيْنَكُمْ اَنْ تَكُوْنَ اُمَّةٌ هِيَ اَرْبٰى مِنْ اُمَّةٍ ۗاِنَّمَا يَبْلُوْكُمُ اللّٰهُ بِهٖۗ وَلَيُبَيِّنَنَّ لَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ مَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَ
Load more