PBNU Akhirnya Ikut Bicara soal Perseteruan Gus Fuad Plered dan Habaib, Sejak Dugaan Penghinaan ke Guru Tua Heboh
- Tangkapan layar YouTube Gus Fuad Channel
Jakarta, tvOnenews.com - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bereaksi soal dugaan penghinaan ke Habib Idrus bin Salim Aljufri atau Guru Tua berujung polemik Muhammad Fuad Riyadi alias Gus Fuad Plered terhadap habaib semakin heboh.
Ketua PBNU Ahmad Fahrurrozi mengatakan, habaib memberikan reaksi keras kepada Gus Fuad Plered setelah adanya unsur dugaan menghina sosok pendiri Alkhairaat, Guru Tua.
Gus Fahrur sapaan akrabnya mewakili PBNU agar polemik Gus Fuad Plered dan habaib tidak perlu berlarut-larut karena hanya memancing provokasi.
PBNU Harap Perseteruan Gus Fuad Plered dan Habaib Berhenti
- ANTARA
Â
"Ini kan sama-sama umat Islam, sesama umat Nabi Muhammad jadi harus bisa menahan diri. Jangan saling menjatuhkan dan saling menyerang," ungkap Gus Fahrur dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat (11/4/2025).
Ketua PBNU itu menuturkan bahwa, perseteruan ini bisa berunsur porovokasi dan memecah belah umat karena mempertahankan pendapatnya masing-masing.
Perseteruan ini mencuat sejak isu yang mempersoalkan nasab Ba'alawi dan Walisongo gempar di tengah kalangan masyarakat Indonesia.
Perbedaan pendapat inilah, kata dia, sebenarnya sangat mudah jika perkaranya diselesaikan dengan baik dan menahan egonya tanpa menggunakan emosi.
Menurutnya, polemik nasab Ba'alawi dan Walisongo memberikan dampak negatif, seperti pecah belah, adu domba, dan hal-hal yang sifatnya memprovokasi sesama umat dan anak bangsa.
"Ini harus dihentikan dan dicegah, karena sesungguhnya para kiai, ulama, dan Habaib adalah sesama tokoh agama Islam yang berperan penting dalam dakwah Islam di Indonesia sejak zaman dahulu, Â sekarang dan meneruskan perjuangan Walisongo," tegasnya.
Gus Fahrur melanjutkan, bahwasanya umat Islam Indonesia dikenal dunia sebagai salah satu contoh menjunjung tinggi harmonisasi dan moderasi antarumat beragama.
Cara musyawarah dan mufakat berdasarkan ajaran dari Rasulullah SAW menjadi solusi terbaik menyelesaikan perselisihan, khususnya terhadap sesama umat.
"Jika diperlukan dapat dilakukan proses secara hukum yang berlaku di negara Indonesia, bukan debat di publik yang berujung saling mengancam dan menghina," sarannya.
Polemik antara Gus Fuad Plered dan habaib memanas karena pengasuh Pondok Pesantren Roudlotul Fatihah itu menyoroti soal usulan Guru Tua yang direncanakan sebagai pahlawan nasional sejak 2006.
Klarifikasi soal Menghina Guru Tua
- ANTARA
Â
Dilansir tvOnenews.com dari kanal YouTube Fuad Plered Channel, Jumat, Gus Fuad Plered menilai Guru Tua belum bisa dijadikan pahlawan nasional karena berkaitan pada nilai historisnya.
Bagi Fuad Plered, Guru Tua tidak berkontribusi khususnya terhadap kondisi berjuang mendapatkan kemerdekaan Indonesia. Selain itu, pendiri Alkhairaat juga tak memiliki kewarganegaraan yang jelas.
Fuad Plered secara blak-blakan mengeluarkan ucapan "pengkhianat dan monyet". Kalimat ini mengundang amarah Pengurus Besar (PB) Alkhairaat dan umat Muslim di Timur Indonesia.
"Saya juga mengetahui berita soal Menteri Sosial Gus Ipul memberikan pernyataan semangat pengangkatan pahlawan nasional bermakna mikul dhuwur mendem jero. Saya curiga meskipun tak memenuhi kriteria persyaratan dari sejumlah ketentuan tersebut, tetapi bakal diangkat menjadi pahlawan nasional," klarifikasi Gus Fuad Plered.
"Dan saya menganggap upaya itu sebagai sebagai upaya akal-akalan seperti orang Yahudi di masa lalu yang diberitakan Alquran bahwa orang Yahudi menyiasati larangan Tuhan agar mereka tidak memburu ikan di hari Sabtu. Lalu mereka menyiapkan perangkap di hari Sabtu dan memburunya di hari lainnya, akhirnya Tuhan mengatakan, jadilah kalian semua monyet yang hina," sambung dia.
Dikecam Habib Rizieq Shihab dan Habib Bahar bin Smith
Klarifikasi Fuad Plered yang telah meminta maaf tak berbuah manis. Habib Rizieq Shihab dan Habib Bahar bin Smith mengecam keras atas ucapan Fuad dianggap tidak pantas ditujukan ke Guru Tua.
Habib Rizieq dan Habib Bahar berharap agar Guru Tua tidak harus diperlakukan seperti itu oleh pihak mana pun.
Keduanya menganggap peran pendiri Alkhairaat memperjuangkan pendidikan dan dakwah Islam di wilayah Timur Indonesia begitu besar.
Berujung Pemeriksaan Polisi dan Sanksi Adat
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PB Alkhairaat, Jamaluddin Mariadjang  menyampaikan dugaan penghinaan Gus Fuad Plered terhadap Guru Tua telah diketahui oleh Dewan Majelis Wali Adat Kota Palu.
Dalam sidang adat Libu Potangara Nu Ada di Palu Barat, Kamis (10/4/2025), Jamaluddin mengatakan hasil sidang tersebut memberikan sanksi terhadap Fuad Plered dengan membayar adat.
Sementara, Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Pol Djoko Wienartono menyampaikan pihak Polda Sulteng tengah menyelidiki kasus dugaan ujaran kebencian Fuad Plered yang menghina Guru Tua.
"Kasus dugaan penghinaan atau ujaran kebencian ini masih dilakukan penyelidikan," tandas Kombes Pol Djoko Wienartono.
(hap)
Load more