Sangat Produktif Tulis Kitab, Tokoh Masyarakat Banten Usul Syekh Nawawi Jadi Pahlawan Nasional
- Pondok Pesantren Qotrun Nada
Lebak, tvOnenews.com - Tokoh masyarakat Banten Chalid Miqdar mengusulkan kalau Syekh Nawawi al-Jawi al-Bantani dianggap sangat cocok menempati posisi sebagai pahlawan nasional.
Menurut Miqdar, dedikasi Syekh Nawawi sudah tidak diragukan lagi. Ulama besar asal Tanara Kabupaten Serang itu juga berjuang keras melalui muridnya untuk mendapatkan Kemerdekaan RI.
"Kami berharap pemerintah dapat mengangkat Syekh Nawawi al -Jawi al- Bantani sebagai pahlawan nasional," ujar Chalid dalam keterangannya di Lebak, Kamis (10/4/2025).
Miqdar berpendapat Syekh Nawawi sebagai cendekiawan Muslim kelahiran 1815 M/1230 H sangat berpengaruh di dunia. Jadi, tidak hanya berada di Indonesia saja.
"Beliau sangat produktif menulis 115 kitab bidang fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir, hadits hingga mendapat gelar Sayyidul Hijaz dan telah mencapai posisi intelektual terkemuka di Timur Tengah," jelasnya.
- ANTARA
Ia menjelaskan alasan Syekh Nawawi layak diusulkan pahlawan nasional, misalnya ada banyak karya ulama besar itu berupa kitabnya.
Syekh Nawawi membuat kitab yang mencetak ribuan ulama di Indonesia. Karyanya kini sangat berguna seabgai bahan referensi di pondok pesantren di Indonesia.
Tokoh masyarakat Banten itu menambahkan, berbagai gerakan Syekh Nawawi saat berjuang mempertahankan kemerdekaan dari penjajah juga sudah terbukti.
Salah satu buku berjudul "Pemberontakan Petani Banten 1888" diabadikan terkait pengaruh Syekh Nawawi beserta aktivis dari pamannya sendiri.
Syekh Nawawi berusaha menggabungkan dua kelompok besar, yakni tarekat Naqsyabandiyah dan Qodariyah demi membentuk perlawanan keras terhadap penjajah.
Syekh Nawawi sebagai cendikiawan melalui karangan bukunya dibaca para pejuang sehingga tidak diragukan lagi beliau sebagai tokoh nasional dan tokoh pejuang.
Meskipun perjuangan Syekh Nawawi itu tidak dalam bentuk revolusi fisik melakukan perlawanan terhadap kolonialisme, namun ia melalui pendidikan agama Islam mengajarkan kepada murid-muridnya ketika berada di Mekkah selalu memberikan pendampingan terhadap beberapa muridnya dari Indonesia dengan keluhuran keilmuannya untuk memantik dan memberikan semangat kemerdekaan.
Bahkan, dua muridnya mendirikan organisasi Islam terbesar, seperti KH Hasyim Asyari pendiri Nahdlatul Ulama (NU) dan KH Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah.
Load more