Mengenal Pangissengana Tarekat Ana' Loloa dan Petta Bau, Perempuan Pemimpin Aliran Sesat di Maros yang Tambah Rukun Islam Jadi 11
- Ilustrasi/freepik
tvOnenews.com - Aliran sesat diduga kembali muncul di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Adapun nama aliran itu adalah Pangissengana Tarekat Ana' Loloa. Aliran ini dipimpin oleh seorang perempuan bernama Petta Bau.
Petta Bau berusia 59 tahun itu mengklaim menerima ajaran tersebut melalui mimpi dan diajari oleh Nabi Khidir. Berikut penyimpangan ajaran Pangissengana Tarekat Ana' Loloa antara lain:
Penambahan Rukun Islam
Aliran sesat ini menambahkan rukun Islam menjadi 11, berbeda dari ajaran Islam yang menetapkan lima rukun Islam.
Ibadah Haji
Islam memerintahkan jika mampu pergi hajilah ke Tanah Suci yakni Makkah. Namun ajaran Pangissengana Tarekat Ana' Loloa mengajarkan ibadah haji tidak perlu dilakukan ke Makkah, melainkan cukup dilakukan di Gunung Bawakaraeng.
Kemunculan Awal Aliran Sesat Pangissengana Tarekat Ana' Loloa
Kemunculan aliran sesat Pangissengana Tarekat Ana' Loloa ini pertama kali terdeteksi pada Oktober 2024 di Dusun Bonto-bonto, Desa Bonto Somba, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros.
Keberadaan aliran sesat ini diketahui usai laporan yang Masyarakat setempat atas aktivitas yang dianggap meresahkan.
Pada 15 Oktober 2024, pihak berwenang menerima laporan terkait aktivitas ajaran ini. Kemudian nvestigasi dilakukan pada 16 Oktober 2024, dan ditemukan bahwa ajaran ini tidak memiliki dasar yang jelas dalam Islam.
Petta Bau, wanita yang jadi pemimpin aliran ini, mengaku mendapatkan ajaran tersebut melalui mimpi dan menyatakan diajari oleh Nabi Khidir.
Pada saat itu pihak kepolisian bersama dengan aparat terkait telah melakukan investigasi dan pendampingan terhadap masyarakat yang merasa resah.
Siapa Nabi Khidir?
Dalam Islam, Nabi Khidir diyakini sebagai seorang wali atau nabi yang diberi ilmu laduni, yaitu ilmu langsung dari Allah yang tidak diperoleh melalui usaha manusia biasa. Banyak riwayat menyebutkan bahwa beliau masih hidup hingga kini dan memiliki tugas khusus dari Allah untuk membimbing hamba-hamba-Nya yang terpilih.
Nama "Khidir" sendiri berasal dari bahasa Arab "Al-Khadhir", yang berarti "hijau" atau "yang menghijaukan." Disebutkan dalam hadis bahwa setiap tempat yang diinjak oleh Nabi Khidir akan menjadi subur dan hijau.
Petta Bau Bantah Sebarkan Lagi Aliran Sesat
Pada Maret 2025, informasi menunjukkan bahwa ajaran Petta Bau masih berlanjut secara diam-diam. Tim gabungan mendatangi kediaman Petta Bau di Desa Bontosomba untuk meminta keterangan, namun yang bersangkutan tidak berada di tempat.
Namun Petta Bau dengan tegas membantah tuduhan dan menyatakan bahwa ia telah menghentikan ajaran sesatnya sejak dilarang pada tahun 2024 lalu.
“Tidak pernah, karena disuruh berhenti,” ujar Petta Bau kepada awak media yang mendatangi rumahnya pada Selasa (11/3/2025).
Menurutnya, dugaan penyebaran ini bermula ketika Petta Bau menggelar perayaan maulid pada 1 Januari 2025 karena ia dan pengikutnya berencana menyembelih seekor sapi, namun rencana itu batal. Kejadian inilah yang menurutnya memicu spekulasi bahwa ajaran Pangissengana Tarekat Ana’ Loloa kembali diajarkan.
“Itu sapi (yang mau) dipotong waktunya tahun baru tidak jadi, karena ini dia larang saya,” jelas Petta Bau.
Petta Bau juga membantah tuduhan dirinya menambah rukun Islam menjadi sebelas serta mengajarkan ibadah haji di Gunung Bawakaraeng.
“Tidak pernah, biar sumpah apa saya mau sumpah, tidak pernah (tambah rukun Islam). Itu bukan foto saya yang di atas (Gunung Bawakaraeng), dia kasih masuk semua orang,” katanya.
Sejumlah pihak, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Kementerian Agama (Kemenag) sudah turun tangan terkait aliran sesat yang meresahkan ini.
Respon Pihak Berwenang
Arsad Hidayat selaku Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kementerian Agama (Kemenag) mengatakan pihaknya telah membentuk Tim Deteksi Dini dan Penanganan Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan.
"Tim ini telah merespons kasus tersebut dan melakukan penanganan dengan menggandeng Ormas keagamaan Islam, aparat penegak hukum, dan lintas sektoral lainnya," ujar Arsad, dikutip dalam keterangan resmi, Kamis (13/3/2025).
Sementara, Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Tompobulu, Danial, yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Deteksi Dini dan Penanganan Konflik Sosial Berdimensi Keagamaan menjelaskan Kemenag akan berkoordinasi dengan MUI dan Ormas Keagamaan Islam lainnya untuk membina Petta Bau dan pengikutnya.
"Kami akan memastikan Petta Bau dan para pengikutnya akan mendapatkan pembinaan,” tegas Danial.
Sedangkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel) akan mengkaji apakah pernyataan bantahan Petta Bau apakah itu modus untuk menghindari pidana penistaan agama.
"Dia hapus pernyataannya yang lalu. Kita masih kaji apa ini modus dia terhindar dari jeratan hukum atau tidak," tandas Wakil Ketua MUI Maros Said Patombongi kepada awak media, Rabu (12/3/2025).
Load more