“Sehingga durasi kita menahan lapar haus saat berpuasa semakin pendek dan olahan dari makanan minum itu menjadi energi semakin optimal untuk dialirkan pada bagian tubuh kita,” jelas UAH.
Itulah riset ulama yang pertama terkait dengan keberkahan makan di waktu sahar. Selain itu ada juga riset yang dilihat dari sudut pandang maknawi.
“Secara maknawi, menunjuk pada keberhasilan seseorang menunaikan sunnah Nabi ini ya salah satunya adalah suksesnya makan di waktu sahar,” ungkap UAH.
Keberhasilan ini adalah tatkala makanan sahur yang dimakan di waktu sahar itu menjadi energi menjadi tenaga yang mendukung tubuh untuk meningkatkan kebaikan.
“Disupportkan pada bagian tubuh kita untuk meningkatkan kebaikan yang konsisten saat menjalani ibadah puasa,” tandas UAH.
Hal ini karena tidak semua Muslim yang makan sahur di waktu menjelang fajar tapi rajin ibadah selama menjalankan ibadah puasa.
“Sayangnya antara fajar sampai ke maghrib ini ternyata makanan itu tidak terolah menjadi energi yang mendorong pelakunya berbuat baik,” kata UAH.
“Ya baca Qur’annya minimalis, shalat sunnahnya minim ya sedekahnya minim misal ya,” lanjut UAH.
Load more