Bayar Fidyah untuk Menebus Utang Puasa sebelum Ramadan Tiba! Ini Hukum dan Ketentuannya menurut Syariat Islam
- iStockPhoto
Jakarta, tvOnenews.com - Pernahkah Anda merasa gelisah karena masih punya utang puasa yang belum terbayar, tapi tidak memungkinkan untuk menggantinya? Misalnya, karena sakit yang berkepanjangan atau sedang hamil dan menyusui.
Situasi seperti ini tentu membuat kita bertanya-tanya bagaimana cara menebusnya. Jangan khawatir, karena Islam senantiasa memberikan solusi yang memudahkan umat. Salah satunya adalah dengan membayar fidyah bagi mereka yang berada dalam kondisi tertentu. Sebelum menjalankannya, yuk pahami dulu apa itu fidyah dan bagaimana hukumnya dalam syariat Islam.
Pengertian dan Hukum Fidyah
Dalam bahasa Arab, fidyah berarti mengganti atau menebus. Secara istilah, fidyah adalah sejumlah harta yang wajib diberikan kepada orang miskin sebagai ganti ibadah yang ditinggalkan.
Dalam konteks puasa, fidyah berarti memberi makan satu orang miskin untuk setiap hari puasa yang ditinggalkan. Salah satu ayat Al-Quran yang menjadi dasar hukum Fidyah adalah QS. Al-Baqarah: 184:
“(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 184)
Dari ayat tersebut, jelas bahwa seorang muslim yang tidak dapat berpuasa harus menggantinya di hari lain sebanyak hari yang ditinggalkan. Namun, jika kondisinya berat dan tidak memungkinkan untuk berpuasa, maka ia diperbolehkan membayar fidyah. Lalu, siapa saja yang diperbolehkan membayar fidyah?
Orang yang Boleh Membayar Fidyah
Tidak semua orang bisa mengganti puasa dengan fidyah. Hanya mereka yang berada dalam kondisi tertentu yang diperbolehkan. Jika Anda membatalkan puasa tanpa alasan yang dibenarkan, tetap wajib menggantinya dengan berpuasa. Berikut kelompok yang diperbolehkan membayar fidyah:
1. Orang yang Sakit dan Sulit Sembuh
Jika seseorang mengidap penyakit yang sulit disembuhkan atau potensi sembuhnya sangat kecil, ia diperbolehkan membayar fidyah.
2. Lansia yang Lemah
Orang tua yang sudah renta dan tidak memiliki tenaga untuk berpuasa diperbolehkan menggantinya dengan fidyah.
3. Orang yang Meninggal dengan Utang Puasa
Jika seorang muslim wafat dan masih memiliki utang puasa, keluarganya bisa membayarkan fidyah atas namanya.
4. Wanita Hamil dan Menyusui
Jika seorang ibu hamil atau menyusui khawatir dengan kesehatan anaknya, sebagian ulama mewajibkan membayar fidyah. Namun, menurut Imam Syafi’i, mereka harus mengganti puasanya sekaligus membayar fidyah.
5. Orang yang Menunda Qada Puasa Hingga Ramadan Berikutnya
Menurut ulama, utang puasa harus diganti sebelum Ramadan berikutnya. Jika belum diganti hingga melewati Ramadan, wajib mengqada sekaligus membayar fidyah.
Besaran Fidyah yang Harus Dibayarkan
Jika sudah masuk dalam kategori yang diperbolehkan membayar fidyah, berapa besarannya? Berikut beberapa pendapat ulama:
1. Bayar 1 Mud
Hadis yang diriwayatkan oleh Daruquthniy menyebutkan bahwa satu mud setara dengan 0,6 kg atau ¾ liter makanan pokok. Jika harga beras Rp11.000 per liter, maka ¾-nya sekitar Rp8.250.
2. Bayar 2 Mud
Ulama seperti Abu Hanifah berpendapat bahwa jumlah fidyah yang lebih baik adalah 2 mud, setara dengan 1,5 kg makanan pokok, cukup untuk makan siang dan malam satu orang miskin.
3. Bayar 1 Sha’
Mazhab Hanafiyah menyebutkan bahwa fidyah sebaiknya sebesar 1 sha’, yaitu sekitar 2,176 kg atau 2,75 liter makanan pokok, setara dengan zakat fitrah.
Dari perbedaan pendapat ini, besaran minimal fidyah adalah 1 mud, tetapi lebih baik jika kita memberikan makanan sehari-hari yang layak kepada orang miskin.
Cara Membayar Fidyah
Ada beberapa cara membayar fidyah yang bisa dilakukan sesuai ketentuan Islam:
1. Memasak dan Mengundang Orang Miskin
Anda bisa memasak makanan dan mengundang orang miskin sebanyak jumlah hari puasamu yang ditinggalkan. Jika sulit mencari orang miskin, bisa memberikan makanan kepada satu orang selama 30 hari (sesuai jumlah utang puasamu).
2. Memberikan Makanan Pokok
Bisa juga dengan memberikan makanan pokok yang belum dimasak, seperti beras, dan sebaiknya ditambah lauk pauk.
3. Menitipkan ke Lembaga Amal
Anda bisa menyalurkan fidyah melalui lembaga terpercaya seperti Dompet Dhuafa. Hal ini lebih terjamin karena makanan akan disalurkan kepada yang benar-benar membutuhkan.
Setelah memahami pengertian, hukum, dan cara membayar fidyah, kita bisa lebih bijak dalam menjalankan ibadah. Jika masih mampu berpuasa, sebaiknya tetap mengqadanya. Namun, jika kondisi tidak memungkinkan, fidyah menjadi jalan yang diperbolehkan agar tetap menjalankan kewajiban dengan cara yang sesuai syariat. (rpi)
Load more