Zakat Fitrah Uang atau Beras? Ustaz Adi Hidayat Tegaskan Kesepakatan Ulama Adalah…
- Tangkapan Layar/YouTube Adi Hidayat Official
tvOnenews.com - Satu amalan wajib selain puasa pada saat bulan Ramadhan adalah Zakat Fitrah, harus ditunaikan sebelum Hari Raya Idul Fitri.
Terkadang ada yang bingung apakah memberikan dalam bentuk uang atau harus beras. Mengenai hal ini tentu penting mengingat Zakat Fitrah hukumnya wajib. Maka agar tidak salah lebih baik mempelajarinya dengan lebih baik lagi.
Lalu sebaiknya zakat fitrah diberikan dalam bentuk apakah? Berikut penjelasannya yang diberikan oleh Ustaz Adi Hidayat (UAH) dalam salah satu ceramahnya.
Dalam ceramah yang diunggah di kanal YouTube Adi Hidayat Official, UAH untuk Muslim di Indonesia, Zakat Fitrah harus diberikan dalam bentuk makanan pokok yaitu beras.
“Mayoritas ulama, semua sepakat bahwa Zakat Fitrah disalurkan dalam bentuk makanan pokok karena tujuan pokoknya adalah mensupport logistik sehingga dapat menunjukkan bahwa saat itu hari raya, saatnya umat muslim bergembira,” jelas UAH.
Ustaz Adi Hidayat kemudian mengatakan bahwa memang ada satu mazhab yang memperbolehkan memberikan Zakat Fitrah dalam bentuk uang.
Namun pendapat itu dikatakan UAH dianggap lemah oleh para ulama.
“Memang ada satu mazhab yakni Hanafi yang memperbolehkan memberikan Zakat Fitrah dalam bentuk uang, tapi mayoritas ulama menilai ini pendapat yang lemah,” kata UAH.
Menurut Ustaz Adi Hidayat, hal tersebut karena dikhawatirkan, berpotensi bertentangan dengan tujuan Zakat Fitrah difardukan.
“Khawatir uang tersebut diberikan ke hal-hal yang tak mensupport logistik yang memberikan tanda berhentinya ramadhan dan masuknya hari raya,” kata UAH.
Jika ingin memberikan uang atau menilai si penerima zakat juga membutuhkan hal lain, boleh saja dilakukan namun itu diberikan dalam bentuk infaq bukan zakat.
“Jika kita menilai dia butuh makan, uang, butuh pakaian dan lain-lain maka berikanlah dalam bentuk infaq,” saran UAH.
Hal ini karena filosofi dari zakat fitrah memberikan kesempatan kepada orang-orang yang tidak memiliki makanan di hari raya.
“Tujuan kedua dari Zakat Fitrah adalah sebagai support makanan bagi saudara-saudara kita yang tidak tercukupi,” kata UAH.
Karena saat hari raya, bisa jadi ada yang tidak memiliki makanan. Oleh karena itu disebut Zakat Fitri atau yang terkenal Zakat Fitrah. Maka diberikan kepada yang tidak mampu makanan pokok.
“Ukuran 1 sha atau 4 mud kurma atau gandum, 1 sha seukuran tangan dewasa saat berdoa, kalo dikonversi ke ukuran saat ini sesuai dengan bahan makanan yang dikonsumsi,” jelasnya.
“Mayoritas ulama menilai bukan kurmanya bukan gandum tapi makanan yang dikonsumsi di negeri itu,” lanjutnya.
Di Indonesia karena makanan pokoknya adalah beras, maka dikonversi dari kurma, gandum ke beras.
“Kemudian dikonversi ukurannya 2,5 kg atau 3,5 liter, wujudnya bentuk isyarat makanan pokok,” jelas UAH.
Kemudian, Ustaz Adi Hidayat juga menyarankan bagi yang mampu, elain zakat fitrah berikanlah pendamping untuk melengkapi makanan pokok yang diberikan.
“Karena dulu kan kurma bisa langsung dimakan, sedangkan beras tidak, maka bisa juga saat ini diberikan makanan pasangan lain dari makanan pokok beras itu, misal memberi beras tapi berikan ikannya, atau apapun yang bisa disandingkan dengan beras itu,” saran UAH.
“Jadi zakat di makanan pokoknya, infaq di makanan penyertanya, misal minyak, ikan, dan lainya,” sambungnya.
UAH mengingatkan, Zakat Fitrah ini akan memberikan dampak ke jiwa untuk kembali ke keadaan suci dan hanya dapat ditunaikan di bulan Ramadhan.
“Adapun waktu yang lebih utama adalah ditunaikan sesudah terbit fajar dan sebelum shalat sunnah Idul Fitri.” ujar UAH.
Dengan memberikan Zakat Fitrah diharapkan akan membersihkan diri kita dari hal-hal kotor yang dilakukan selama puasa.
“Rasulullah mewajibkan zakat fitrah sebagai tujuan pencuci atau pembersih bagi mukmin yang melakukan ibadah puasa dari hal-hal kotor yang ia tanpa sadari dilakukan selama menjalankan puasa,” tandas Ustaz Adi Hidayat.
Wallahu’alam bishawab
(put)
Load more