Gus Baha Ungkap Bahaya Beragama Tanpa Mazhab
- NU Online
tvOnenews.com - KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha mengingatkan akan bahaya seorang Muslim yang tidak bermadzhab.
Para ulama sepakat akan pentingnya memiliki mazhab dalam menjalankan agama Islam. Mazhab dalam Islam dibangun berdasarkan akumulasi pemikiran dari generasi ke generasi.
Mazhab. dimulai dari guru utamanya, yaitu Nabi Muhammad SAW, para sahabat, tabi‘in, tabi‘it tabiin, ulama mazhab dan seterusnya, sampai generasi sekarang ini. Oleh karenanya, Gus Baha mengingatkan akan bahaya seorang Muslim yang menjalanan ibadah namun tidak bermadzhab.
Misalnya, Shalat itu menghadap Kiblat itu Mu’dhomusholah. Bila tidak paham maka muncul pertanyaan bagaimana saat orang lagi rukuk serta sujud ? menghadap kemana mereka? Sebab yang dilihat sholat menghadap kiblat itu pada saat berdiri saja.
"Setiap bahasa senantiasa merujuk ke mu’dhomul amri, tema utama” Kata Gus Baha dalam unggahan di akun instagram @kajian.gusbaha.
Contoh yang lain saat membaca sabda Nabi Muhammad Al hajju Arofah” jika dimaksud Haji itu di Arofah” pertanyaanya apakah haji itu tidak terdapat thowaf, apa haji itu tidak terdapat sa’i? jika orang tidak tahu ilmu Usul fiqih maka ketika di Arofah berarti telah Haji. Sementara itu yang diartikan sabda Nabi tersebut merupakan “Mud’dhomul Hajji Arofah/utama-utamanya haji itu Arofah”.
Menurut Gus Baha pentingnya bermazhab adalah menjadikan apapun pemaknaan dari Quran dan Hadis mengikuti penafsiran ulama. "Apapun yang kamu baca di Qur an serta Hadis, pemaknaanya wajib ikut ulama" tegas Gus Baha.
Pentingnya sanad paling diingat oleh Gus Bawa dari dawuhnya Mbah Moen. Menurut Mbah Moen penafsiran dari Firman Alloh,
صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ
Artinya : Tunjukanlah kami Jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah engkau beri nikmat kepadanya"
Pertanyaanya kenapa Jalan lurus itu bukan langsung merujuk jalannya Alloh? Sebab kita tidak bisa meniru Allah, contohnya Allah tidak makan, tidak tidur sementara itu manusia tidak akan mungkin bisa meniru dengan tidak makan serta tidak tidur, Sehingga yang bisa ditiru merupakan para ulama.
Memang ada orang yang beragama terkesan tidak bermazhab, tapi sejatinya mereka bermazhab. Hanya saja mereka tidak mampu menjelaskan ke-bermazhaban-nya karena tidak pernah ngaji (belajar) secara serius soal rincian ilmiah cara beragama.
Mereka shalat pakai mazhab, puasa pakai mazhab, haji pakai mazhab, dan seterusnya. Ketika ditanya ikut mazhab siapa, mereka tidak bisa menjawab. Inilah yang disebut sebagai orang awam dalam ilmu-ilmu agama.
Mazhab dalam Islam dibangun berdasarkan akumulasi pemikiran dari generasi ke generasi. Dimulai dari guru utamanya, yaitu Nabi Muhammad SAW, para sahabat, tabi‘in, tabi‘it tabiin, ulama mazhab dan seterusnya, sampai generasi sekarang ini.
Wallahu’alam
(bwo/ant)
Load more