Punya Asam Urat dan Kolesterol Jangan Khawatir, Ini Sayur dan Buah Murah Ini Bisa Bantu Menurunkan Kata dr Zaidul Akbar ...
- dok.ilustrasi freepik
Jakarta, tvOnenews.com- Usia berapapun bisa mempunyai kadar asam urat maupun kolesterol. Namun, umumnya dirasakan bagi mereka usia lanjut atau orang tua.
Praktisi Kesehatan dr Zaidul Akbar pun menyampaikan ada cara menurunkannya. Namun harus disadari kalau bukan hanya orang tua, anak muda juga bisa kena.
- dok.ilustrasi freepik
Dengan begitu, dr Zaidul Akbar sebagai Pencermah menyarankan agar orang-orang khususnya penderita asam urat mulai memperhatikan makanan yang mengandung kadar lemak trans tinggi.
“Saran saya itu di-stop (makanan dengan kadar lemak trans tinggi). Lalu bagaimana cara memperbaikinya (menyembuhkan asam urat)?” ujarnya dikutip dari kanal YouTube dr Zaidul Akbar, Jumat (21/2/2025).
Kemudian, dr Zaidul Akbar juga menjelaskan ada sayuran atau buah tertentu bisa mencegah risiko asam urat dengan catatan dikonsumsi secara teratur oleh penderitanya.
“Bisa pare atau serai, itu sangat baik, tapi airnya Anda harus asup lebih banyak,” lanjut dr Zaidul Akbar.
Tak hanya pare atau serai, dr Zaidul Akbar menambahkan bahwa ada beragam jenis makanan lainnya yang bisa dikonsumsi untuk mencegah datangnya asam urat.
Sehububngan dengan asam urat, dr Zaidul Akbar menyarankan konsumsi makanan yang mengandung basa atau Alkanline Forming Food seperti buah-buahan, susu almond, dan kacang kedelai.
“Itu makanan yang bersifat basa termasuk juga untuk asam urat. Ini bisa diblender nanti kacang panjang sama seledri,” jelas dr Zaidul Akbar.
"InsyaAllah membantu juga tuh kacang panjang sama seledri ditambah dengan resep yang tadi. Kalau ada radang atau nyeri bisa dibantu sama jahe atau kunyit. Wallahualam,” terangnya.
Dengan demikian, ia menganjurkan agar penderita asam urat harus mengurangi jenis makanan tertentu.
Jenis makanan disampaikan dr Zaidul Akbar ialah dengan kandungan gula cukup tinggi seperti nasi atau panganan berbahan dasar tepung.
“Kemudian daging-dagingan itu juga dikurangi dulu atau di-stop,” tutur dr Zaidul Akbar.
Load more