Jakarta, tvOnenews.com- Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto menghadiri peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-102 Nahdlatul Ulama (NU) di Istora Senayan, Jakarta pada 05 Februari 2025.
Dalam sambutannya, ia menyisipkan pesan tegas. Presiden Prabowo menegaskan komitmennya dalam memerangi radikalisme dan menjaga persatuan bangsa.
Dalam kesempatan itu juga, Presiden mengapresiasi peran NU dalam sejarah perjuangan Indonesia, khususnya dalam mempertahankan kemerdekaan dan menjaga persatuan nasional melalui pendekatan moderasi dan toleransi.
"NU, bersama organisasi Islam lainnya seperti Muhammadiyah dan Persis, merupakan kelompok mayoritas yang mengedepankan pendekatan moderat, menyejukkan, serta saling menghormati dan melindungi semua umat lainnya," ujar Presiden Prabowo, dalam keterangannya, Kamis (6/2).
"Kesetiaan aparat kepada rakyat dan negara adalah harga mati," tambahnya.
Acara ini turut dihadiri oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming, Wakil Presiden Ke-13 RI Ma’ruf Amin, para duta besar, Menteri Kabinet Merah Putih, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Rais Aam PBNU Miftahul Akhyar, serta Sekretaris Jenderal PBNU Syaifullah Yusuf.
Pada sisi lain, Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, memperkenalkan konsep "Kurikulum Cinta" sebagai strategi mencegah radikalisme dan menumbuhkan toleransi sejak dini.
"Kurikulum ini bertujuan menanamkan nilai-nilai cinta kasih dan toleransi pada anak-anak, sehingga mereka tumbuh dengan pemahaman yang mendalam terhadap keberagaman," ujar Menag Nasaruddin dalam Sarasehan Ulama NU.
Lebih lanjut, Menag menekankan bahwa agama harus diajarkan dengan pendekatan cinta, tanpa menanamkan kebencian terhadap pihak yang berbeda keyakinan.
"Setiap guru agama harus mengajarkan kebenaran agamanya tanpa membangun kebencian terhadap yang lain," tegasnya.
Kemudian menambahkan kalau toleransi sejati adalah kunci untuk menghindari provokasi dan menciptakan perdamaian dalam masyarakat.
"Jika nilai-nilai cinta sudah tertanam sejak dini, generasi muda akan lebih sulit terpengaruh oleh pihak-pihak yang ingin memecah belah bangsa," lanjutnya.
Kurikulum Cinta ini diharapkan menjadi fondasi pendidikan karakter yang lebih inklusif dan humanis, sejalan dengan visi pemerintah dalam membangun masyarakat yang harmonis dan berkeadilan.(klw)
Load more