Kisah Mbah Moen Sering Shalat Subuh di Akhir Waktu Gegara Keasikan Ngobrol Bikin Santri Kesal, Begini Kata Gus Baha
- Kolase NU Online & Instagram
"Misal ada ibu yang sedang menyusui baru dua sedotan, tiba-tiba adzan, terus si ibu itu lari untuk shalat, bisa kacau semua itu," terangnya.
Gus Baha telah menyaksikan secara langsung, bahkan berbincang bersama Mbah Moen yang menyebabkan Subuh dikerjakan saat langit terang.
"Mbah Moen itu kalau shalat Subuh sampai terang, padahal saya tahu beliau di rumah, wong saya pernah menemani beliau saat Subuh, ngopi bareng," katanya.
Ia memahami banyak santri bertanya-tanya mengapa Mbah Moen sebagai gurunya memberikan pemahaman seputar shalat, sengaja menunda hingga di akhir waktu.
"Santri-santri pujian sampai menjerit, Kiai Maimoen malah tersenyum, ada yang memukul kentongan, Subuh, Subuh, kiai sebenarnya enggak tidur, sedang ngobrol dengan saya," paparnya.
"Kiai hanya tertawa, beliau tidak sedang tidur, tapi tetap di rumah, dan tahu santri pada protes, malah tersenyum," sambung dia menjelaskan.
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu mengulas perintah dari Nabi Muhammad SAW bahwa umatnya mendapat anugerah saat shalat tepat waktu.
"Yang mencari anugerah sudah banyak, yang mencari rahmat sudah banyak, tapi kalau sampai diampuni itu sudah baik," ucapnya.
Menurut Gus Baha, shalat tidak boleh menimbulkan perkara baru yang seharusnya dihindari oleh umat Muslim.
Lebih lanjut, ia berpendapat bahwa, Nabi Muhammad SAW tidak menginginkan umatnya terpaksa untuk beribadah kepada Allah SWT.
Saat seorang mukmin mulai merasa khawatir, sebaiknya segera diberhentikan agar kembali tenang dan bisa melanjutkan ibadahnya.
"Iqrul Quran Mu'talafat alaihi qulubukum, kamu baca quran ketika hatimu senang, kalau mulai tidak suka berhentilah," tuturnya.
"Jangan sampai Quran jadi tersangka, begitu juga shalat," tambahnya.
Gus Baha menjelaskan alasan ini berkaitan pada silsilah yang tertuang dalam fatwa ulama langsung tersambung dari Rasulullah SAW.
Hal ini berkaitan dengan kebosanan dan rasa nyaman seorang manusia agar ibadah tetap khusyuk. Pembahasan ini berlaku untuk semua shalat Fardhu, tidak hanya Subuh dan Maghrib.
"Semisal Dzuhur kan ada waktu 2 jam setengah, 2 jam setengah ini supaya Anda jatuhkan pada waktu yang paling ideal yang Anda senangi," ujarnya.
Load more