“Takziah berasal dari kata aza yang berarti tinggi. Kalau ditambah huruf ‘ta’ di depannya dan huruf ‘ya’ di akhir menunjukkan makna usaha yang serius dan sungguh-sungguh untuk mengangkat atau menaikkan sesuatu,” jelas UAH.
Sesuatu yang diangkat dalam hal ini adalah mengangkat atau memunculkan kembali amalan-amalan baik orang yang meninggal itu.
Hal dengan tujuan supaya bisa terangkat kembali dan diketahui kepada orang-orang yang belum meninggal sebagai inspirasi.
“Maka Nabi SAW berpesan kalau ada yang meninggal dunia ayo angkat kebaikan-kebaikannya, tutup aibnya. Karena ada orang-orang yang bahkan sudah meninggal dunia masih dibicarakan aibnya,” kata UAH.
Di antara orang yang masih dibicarakan keburukannya setelah lebih 15 abad meninggal adalah Abu Jahal, Abu Lahab, Firaun, dan lainnya.
Maka dari itu Nabi SAW dalam hadits Muslim nomor 588 mengajarkan agar dalam shalat meminta dijauhkan dari fitnah kematian.
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِجَهَنَّمَ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari azab Jahannam, azab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari keburukan fitnah Dajjal.
Dalam hadis lain juga dijelaskan bahwa jika manusia meninggal dunia semua amalnya terputus kecuali tiga perkara, yakni sedekah jariyah (yang pahalanya terus mengalir), ilmu yang bermanfaat, dan doa anak saleh yang mendoakan orang tua.
Kemudian takziah juga dimaksudkan untuk mengangkat semangat orang-orang terdekat yang ditinggalkan.
Load more