Pembangunan rumah sakit di Arab Saudi ini, kata Wachid, bisa menggunakan bantuan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) yang ditugaskan mengelola dana nilai manfaat.
Menurutnya, penggunaan dana nilai manfaat menjadi solusi cepat apabila tidak bisa membeli rumah sakit dan tanah baru di Arab Saudi.
"Kontrak berapa tahun gitu, dibangun sekalian itu. Mendingan itu, dan nanti, kita ada BPKH nilai manfaat bisa kita membangun untuk tiap tahun berapa, tiap tahun berapa, sambil nanti kita anggaran ke Kemenkes. Ini penting untuk umrah dan haji," jelas dia.
Ia mempercayai jemaah bisa menilai betapa pentingnya kehadiran rumah sakit yang dibangun pemerintah.
Sebab, jemaah Indonesia selama ini belum bisa membiasakan diri dirawat rumah sakit yang ditangani langsung oleh pihak Arab Saudi.
Kemungkinan mereka lebih nyaman apabila ada rumah sakit Indonesia. Salah satu faktor yang mendukung adalah kesamaan bahasa dan telah mengerti cara penanganan dari pihak Indonesia.
"Karena terus terang, orang sakit itu tidak hanya obat ya, tidak hanya rumah sakitnya sendiri, pelayanan itu penting, tidak bisa komunikasi juga jamaah. Makanya, jamaah rata-rata yang sakit ditaruh di rumah sakit itu enggak mau," terangnya.
Load more