Menurut Prof Quraish Shihab, sebenarnya masalah ucapan Natal ini hanya terjadi di wilayah Asia Tenggara.
“Di mesir itu Grand Syekh pergi berkunjung dan ucapkan selamat. Kita bergembira dengan kegembiraan mereka tapi tidak mengganggu akidah,” pesan Prof Quraish Shihab.
“Kita hidup damai tapi lakum dinukum waliyadin (Untukmu agamamu dan untukku agamaku),” pesan Prof Quraish Shihab.
Namun Prof Quraish Shihab memaklumi bahwa mustahil mempersatukan pendapat manusia di muka bumi ini.
“Sekarang begini mempersatukan segala itu mustahil. Gunung saja beragam, tumbuhan beragama, manusia beragam. Kita bisa jadi rambut sama tapi pikiran berbeda,” ujar Prof Quraish Shihab.
“Ayat Quran juga begitu. Saya paham begini Anda paham begitu. Semua bisa benar dan semua bisa salah,” sambungnya.
Namun Prof Quraish Shihab menjelaskan bahwa Al-Qur'an menggariskan prinsip bahwa manusia boleh berkelompok tapi jangan berselisih.
“Allah mau kita berbeda tapi Allah tidak mau bertengkar. Tuhan memberikan kepada siapapun yang otoriti untuk memberi pendapat kalau salah dikasih ganjaran,” tegas Prof Quraish Shihab.
“Ada Syafi’i, Maliki, ada Syiah ada Salafi dan sebagainya. Kita jangan berkelahi. Mari alquran jadikan seperti hidangan Ilahi,” tambah Prof Quraish Shihab.
Menurutnya, semakin kaya orang, maka akan makin beragam hidangannya.
Selama hanya berbeda pandangan tapi prinsip akidah sama maka itu harusnya bukanlah masalah.
“Kita bisa bersatu, selama tidak bertentangan dengan prinsip dasar agama itu titik temu,” jelasnya.
“Yang salah kalau Anda maki saya, yang salah kalau anda kafirkan saya,” lanjutnya.
Load more