Naskah Khutbah Jumat 29 November 2024: Kekeliruan Percaya Arwah Gentayangan Pemicu Penyimpangan Akidah
- ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Bagi orang jahiliyah, orang meninggal dunia atau telah wafat tidak mempunyai urusan lagi dan tidak perlu merasakan proses penghisaban atas pertanggungjawaban segala amalan di dunia pasca mengalami kematian.
Kepercayaan ini menuntun orang jahiliyah masuk dalam golongan durhaka dan semakin zalim, jahat hingga rakus dalam sibuk mencari berbagai kenikmatan selama di dunia.
Surat Al Jasiyah Ayat 24 menerangkan respons dari pendapat orang jahiliyah, Allah SWT berfirman:
وَقَالُوْا مَا هِيَ اِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوْتُ وَنَحْيَا وَمَا يُهْلِكُنَآ اِلَّا الدَّهْرُۚ وَمَا لَهُمْ بِذٰلِكَ مِنْ عِلْمٍۚ اِنْ هُمْ اِلَّا يَظُنُّوْنَ
Artinya: Mereka berkata, "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa." Padahal, mereka tidak mempunyai ilmu (sama sekali) tentang itu. Mereka hanyalah menduga-duga." (QS. Al Jasiyah, 45:24)
Kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah SWT
Jika masih ada yang benar-benar mempercayai adanya arwah kesasar setelah mengalami kematian bahwa mereka telah keliru. Bahwasanya tidak ada manusia telah meninggal dunia kembali merasakan kehidupan kedua kalinya.
Pada dasarnya kepercayaan arwah gentayangan menunjukkan orang meninggal dunia bisa merasakan hidup lagi sama saja memuja budaya dari Arab jahiliyah. Penyimpangan akidah ini menjadi perlawanan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW untuk memperjuangkan agama Islam menunjukkan kebenaran.
Orang-orang meyakini akidah bahwa orang meninggal dunia bisa kembali ke dunia dijelaskan dalam Surat Al Mu'minun Ayat 99-100, Allah SWT berfirman:
حَتّٰىٓ اِذَا جَاۤءَ اَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُوْنِ ۙ, لَعَلِّيْٓ اَعْمَلُ صَالِحًا فِيْمَا تَرَكْتُ كَلَّا ۗاِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَاۤىِٕلُهَاۗ وَمِنْ وَّرَاۤىِٕهِمْ بَرْزَخٌ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ
Load more