Jakarta, tvOnenews.com - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ulil Abshar Abdalla alias Gus Ulil turut menyoroti kasus santri yang tewas bunuh diri dari Pondok Pesantren (Ponpes) Madrasatul Qur'an Hasyim Asyari, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Sebagai Ketua PBNU, Gus Ulil menyayangkan permasalahan kekerasan terhadap santri kerap kali terjadi di pondok pesantren.
"Ini kejadian dan tragedi kesekian kalinya berulang terjadi. Kekerasan di pondok pesantren ini sesuatu yang harus diatasi dengan serius," ungkap Gus Ulil dalam keterangannya dikutip dari NU Online, Selasa (26/11/2024).
Ia menyampaikan bahwa PBNU sangat peduli terhadap kasus menimpa RF sebagai santri kelas 9 di ponpes di Kabupaten Bantaeng, Sulsel itu.
Adapun bentuk pedulian dari PBNU telah menyiapkan satuan tugas (satgas) khusus. Tim ini, kata Gus Ulil, menjadi upaya mengupas tuntas dan menyelesaikan permasalahan RF kenapa tewas dalam gantung diri.
Ia menambahkan, bahwa satgas dari PBNU ini menjadi kepedulian agar para santri tetap nyaman mengenyam pendidikan di ponpes dan terhindar dari berbagai kekerasa, seperti fisik, seksual dan lain-lain.
"Insyaallah satgas segera bekerja untuk menangani hal-hal seperti ini. Tentu mengharapkan masalah kekerasan seperti ini diatasi pada dua tingkatan," tuturnya.
Ia menyampaikan ada dua tingkatan dalam menangani kekerasan pada santri di lingkungan ponpes.
Tingkatan pertama mengacu pada pihak pesantren agar melindungi para santri melalui pencegahan secara serius terhadap kekerasan fisik maupun seksual.
Tingkatan kedua meliputi aparat penegak hukum harus melakukan tugasnya secara tegas menindaklanjuti kekerasan pada santri yang menyebabkan kematian.
"Semoga hal-hal seperti ini bisa kita atasi pelan-pelan sehingga kekerasan seperti ini tidak terjadi di masa depan atau tidak terulang," jelasnya.
Sebelumnya, RF merupakan salah satu santri kelas 9 di Ponpes Madrasatul Quran Hasyim Asyari di Bantaeng, Sulsel ditemukan tewas gantung diri di lingkungan pesantrennya pada Sabtu (23/11/2024).
RF ditemukan gantung diri dengan keadaan terikat dengan sarung di bagian lehernya.
Saat ini pihak kepolisian melakukan penyelidikan penyebab RF gantung diri menggunakan sarung. Tim Forensik Biddokkes Polda Sulsel menemukan di bagian tubuhnya ada tanda-tanda sejumlah luka diduga telah mengalami kekerasan.
Orang tua RF langsung membawa jasad anaknya ke Rumah Sakit Bhayangkara Makassar untuk proses autopsi karena kematiannya mengalami tanda-tanda yang aneh.
(hap)
Load more