Jangan Pindah Posisi jika Dapat Shaf Pertama Shalat Berjamaah, Syekh Ali Jaber Tegaskan Ada Potensi..
- Tangkapan layar YouTube
"Enggak mungkin sama di sisi Allah wallahi beda Allah Maha Adil," tambahnya.
Perbedaan lainnya juga meliputi kemudahan dalam merasakan kenikmatan surga dan berpotensi terbakar dengan siksaan api neraka.
"Semua masuk surga Insyaallah kita bersama-sama. Itu karena karunia dan rahmat dari Allah, tapi di dalam surga ada tingkatannya," tuturnya.
Jumlah amalan dari shalat dan ibadah lainnya, kata Syekh Ali Jaber, menjadi penentu setiap manusia akan diceburkan ke dalam surga.
"Di dalam surga itu masing-masing tergantung amal. Masuk surga tingkatannya ada yang di bawah, ada yang di tengah, di atas bersama nabi bersama para sahabat bersama waliyulloh orang shaleh," bebernya.
"Tidak mungkin sama itu tergantung amalannya sejauh mana," sambung dia lagi.
Untuk bagi yang sangat rajin dan niatnya rendah juga memiliki perbedaan. Meski mereka juga telah melaksanakan shalat.
"Tak mungkin sama-sama orang yang malas," katanya.
Sebagai bentuk kepeduliannya menjadi ulama besar di Indonesia, Syekh Ali Jaber menyampaikan bagi orang beriman selalu shalat di shaf pertama.
Posisi shaf pertama menjadi penentu agar mendapat jaminan surga. Namun, ada kala orang yang tiba-tiba merasa sombong setelah dipuji meraih banyak pahala karena paling depan.
Sebagian orang memilih mundur ke belakang. Padahal sebelumnya mengerjakan shalat berjamaah pada posisi shaf pertama.
Menurut pendakwah kelahiran di Madinah itu, ada tanda bahaya sejak orang tersebut memunculkan sikap sombongnya.
"Ke shaf tanpa sesuatu, kebaikan dia mundur ke belakang, mundur dan dia tinggalkan kebaikan tersebut. Itu namanya riya," tukasnya.
(hap)
Load more