Mengenang Hari Pahlawan dan Resolusi Jihad Pendiri NU KH Hasyim Asy’ari Jelang Pertempuran Surabaya 1945: Saat Kiai dan Santri Bersatu Pertahankan Kemerdekaan Indonesia
- kolase tim tvOnenews
b. Bahwa semua yang dilakukan oleh semua mereka itu dengan maksud melanggar Kedaulatan Republik Indonesia dan Agama, dan ingin kembali menjajah di sini, maka di beberapa tempat telah terjadi pertempuran yang mengorbankan beberapa banyak jiwa manusia.
c. Bahwa pertempuran-pertempuran itu sebagian besar telah dilakukan umat Islam yang merasa wajib menurut hukum agamanya untuk mempertahankan Kemerdekaan Negara dan Agamanya.
d. Bahwa di dalam menghadapi sekalian kejadian-kejadian itu belum mendapat perintah dan tuntutan yang nyata dari Pemerintah Republik Indonesia yang sesuai dengan kejadian-kejadian tersebut.
Memutuskan:
1. Memohon dengan sangat kepada Pemerintah Republik Indonesia supaya menentukan suatu sikap dan tindakan yang nyata serta sepadan terhadap usaha-usaha yang akan membahayakan kemerdekaan Agama dan Negara Indonesia, terutama terhadap pihak Belanda dan kaki tangan.
2. Supaya memerintahkan melanjutkan perjuangan bersifat "sabilillah" untuk tegaknya Negara Republik Indonesia Merdeka dan Agama Islam.
Surabaya, 22 Oktober 1945
![]()
Mengenang Hari Pahlawan dan Resolusi Jihad Pendiri NU KH Hasyim Asy’ari Jelang Pertempuran Surabaya 1945 (sumbe: Arispnas)
Kemudian, semua rakyat Indonesia bersatu untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Dilansir dari laman resmi Kemdikbud, setelah gencatan senjata antara pasukan Indonesia dan pasukan Inggris yang disepakati pada 29 Oktober 1945, keadaannya mulai mereda.
Namun meski sudah disepakati tetap saja terjadi bentrokan bersenjata antara rakyat Indonesia dengan pasukan Inggris yang ada di Surabaya.
Bentrokan semakin menjadi-jadi ketika terbunuhnya seorang Brigadir Jenderal Mallaby selaku Pimpinan Tentara Inggris untuk Jawa Timur pada 30 Oktober 1945.
Kematian sang Jenderal inilah yang menyebabkan pihak Inggris murka kepada Indonesia.
Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh yang menggantikan Mallaby langsung mengeluarkan peringatan 10 November 1945 yang meminta pihak Indonesia untuk turunkan senjata dan menghentikan perlawanan pada tentara AFNEI dan NICA.
Ancaman menggempur kota Surabaya melalui jalur darat, laut, udara akan dilakukan apabila Indonesia melanggar perintah Inggris.
Pihak Inggris juga meminta semua pimpinan Indonesia dan para pemuda di Surabaya harus datang selambat-lambatnya pada 10 November 1945.
Namun, peringatan tersebut enggan didengar rakyat Surabaya, sehingga terjadilah pertempuran hebat pada 10 November 1945.
Load more