Jakarta, tvOnenews.com - Kiai Haji Zulfa Mustofa berasal dari Nahdlatul Ulama (NU) membicarakan tentang soal kelompok antara KH Imaduddin Utsman al-Bantani dan Ba'alawi.
Kiai dari NU itu menyoroti mengingat polemik tersebut bermula ketika KH Imaduddin membuat tesis tentang nasab Ba'alawi di Indonesia.
Namun, KH Zulfa Mustofa menyebutkan berkaca dari polemik tersebut bahwa kasih sayang sesama umat menjadi langka.
"Sekarang ini yang langka itu rahmah," ungkap KH Zulfa Mustofa saat ceramah di Haul Kyai Hamid Pasuruan dikutip dari unggahan Instagram @ngertiagama, Selasa (8/10/2024).
Pria yang menjabat menjadi pengurus di PBNU itu menuturkan bahwa kehidupan sekarang harus memilih keputusan yang sangat sulit.
Misalnya ada beberapa kelompok memperlihatkan polemik yang dialami mereka maka orang lain harus memilih kebenaran di antara salah satunya.
Ia pun menuturkan polemik yang terjadi terkait pro dan kontra nasab Ba'alawi menjadi pilihan tersulit bagi umat Muslim di Indonesia.
"Dunia ini sekarang kita kok seakan-akan hidup harus hitam putih, Anda pro sana atau pro sini?," tanya dia.
Ia menjelaskan jika dirinya menghadiri acara yang diadakan tokoh habaib maka akan mendapat perspektif dari masyarakat menonjol memihak kepada kubu Ba'alawi.
"Saya ini sekarang duduk jejeran Habib Jindan itu pasti diframe di media sosial pro Ba'alawi," terangnya.
Sebaliknya, jika ia menghadiri atau berkumpul dalam acara yang diadakan oleh kubu KH Imaduddin akan dianggap pro kelompok tersebut.
"Besok, saya kumpul sama kang Imad itu tetangga saya di Banten, lalu kemudian pro Kiai Imad," imbuhnya.
Ia merasa heran terkait perspektif masyarakat yang cepat memutuskan mengambil kesimpulan pendapat terhadap pilihan mereka bergabung antara suatu kelompok.
Menurutnya, hal tersebut tidak penting dalam mengurusi perbedaan berkelompok karena dirinya memegang prinsip berpegang teguh untuk menerapkan kasih sayang.
Terutama bagi dia menumbuhkan kasih sayang dan kelembutan hati sesama umat bagian bentuk rahmat yang didapatkan oleh umat Muslim di Indonesia.
"Loh kok kenapa kita harus begitu? Kenapa kita tidak punya rahmat lil alawiyyin wa rahmatan wi jawiyyin, betul atau tidak? Tidak usah di hadap-hadapkan," jelasnya.
Ia berpendapat bahwa perbedaan hanya menimbulkan perpecahan yang dapat mengganggu kekompakan dan toleransi sesama umat Muslim.
"Makanya saya katakan saya ini pengurus PBNU, kalau saya diundang acara habaib saya datang pak," tuturnya.
"Saya diundang misalnya oleh teman-temannya Kiai Imad, saya datang," sambungnya.
KH Zulfa menegaskan bahwa dirinya datang untuk membuktikan bahwa NU tidak berkubu dan menunjukkan sikap netral terkait polemik tersebut.
"Karena Nahdlatul Ulama datang mewujudkan makna wama arsalnaka illa rahmatan lilalamin," tandasnya.
(hap)
Load more