Jakarta, tvOnenews.com-- Pasangan suami dan istri disatukan dalam ikatan yang sah dan halal dalam agama islam.
Bersatu dengan tujuan untuk membangun Keluarga yang taat terhadap ajaran Islam.
Tentu, ada bumbu cinta sebagai pengeratnya.
Setiap suami dan istri pasti memiliki caranya masing-masing dalam memuaskan pasangannya.
Salah satunya, merekam atau mengabadikan momen mesra bersama di Handphone.
Hal ini menjadi sorotan oleh Ulama Indonesia, Buya Yahya yang mengingatkan agar lebih berhati-hati. Sebab rekaman romantis, apalagi aktivitas seksual di Handphone sangat berbahaya.
Berbahaya karena sewaktu-waktu bisa menghilang atau berpindah tangan ke orang lain, termasuk anak-anak.
Buya Yahya menyampaikannya lewat pesan ceramah singkat dalam YouTube Buya Yahya Official, dikutip Sabtu (31/8/2024).
"Jangan sekali-kali anda mempotret video hubungan suami istri anda. Hubungan suami istri Anda atau gambar-gambar yang tidak layak, karena Handphone anda itu bukan kuping," kata Buya Yahya.
"Bukan kuping Anda yang anda bawa kemana-mana. Dia bisa lepas lalu jatuh ke tangannya orang lain, termasuk anak Anda," tambahnya.
"Bisa saja terlupa, terjatuh, tertinggal kalau di dalam Islam, itu apa...," jelas Buya Yahya.
Secara umum dipahami, urusan ranjang bersama pasangan sudah semestinya hanya dikonsumsi kedua belah pihak saja, sebagai pasangan suami istri.
Sehingga, jangan sampai dibicarakan atau bahkan diumbar kepada orang lain. Hal ini menjadi perhatian Rasulullah SAW bahwa perilaku itu terlarang.
Rasulullah SAW pernah bersabda dari sebuah hadits:
"Paling buruknya kedudukan manusia di sisi Allah nanti di akhirat adalah orang laki-laki yang berhubungan badan dengan istrinya, lalu ia menceritakan rahasianya pada orang lain. " (HR. Muslim)
"Janganlah kalian lakukan. Karena perbuatan semacam ini seperti setan lelaki yang bertemu dengan setan perempuan di jalan, kemudian dia langsung melakukan hubungan intim, sementara setan lain melihatnya.” (HR Ahmad)
Dengan begitu, Buya Yahya menegaskan kembali, kalau hubungan seksual bersama pasangan cukuplah direkam dalam memori masing-masing.
Maksudnya, tidak dengan alat tapi cukup melihat pasangan.
"Seorang atau suami setelah hubungan suami istri kemudian ceritakan ke orang lain dosa besar kalau mengabadikan film itu lebih dari itu bukan sejak cerita suruh melihat," tegas Buya Yahya.
"Kita juga perlu Tarbiyah pendidikan. Termasuk gambar-gambar biarpun itu istri Anda boleh melihat secara pribadi memang boleh melihat bersama tetapi cukup dilihat bukan diabadikan," tegasnya.
"Jadi kalau mau mengabadikan di otak anda saja," pesannya. (klw)
waallahualam
Load more