Jakarta, tvOnenews.com - Ustaz Adi Hidayat memberikan amalan yang dapat membuat keluarga harmonis dan berlimpah rezeki.
Lalu amalan apa yang sebaiknya dilakukan?
Ternyata amalan yang dimaksud Ustaz Adi Hidayat adalah istighfar.
Namun istighfar yang sesuai dengan fiqih Qur’an.
Lalu bagaimana istighfar yang dimaksud oleh Ustaz Adi Hidayat?
“Kalau mau detail dengan fiqih Qur’annya, mulai dari suami minta maaf sama istri,” saran Ustaz Adi Hidayat.
Kemudian sang suami melafadzkan istighfar.
“Kemudian istri minta maaf sama suami, bang saya juga minta maaf juga,”
Kemudian sama-sama istighfar.
“Ya Allah ampuni kami. Itu rasanya lain,” kata Ustaz Adi Hidayat.
Itulah yang kata Ustaz Adi Hidayat yang bisa membuat keluarga sakinah dan mempercepat datangnya rezeki.
“Apalagi ada anak, anak ikut tahajud malam lalu semua istighfar, jika bisa dibiasakan itu keluarga terjaga dalam keharmonisan,” tandasnya.
Lalu kapan istighfar itu dilakukan?
Ustaz Adi Hidayat sarankan antara jam 4 pagi hingga subuh.
Hal ini karena saat itu ada waktu sahar.
“Saat paling baik untuk mohon ampun dan berdoa,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
Lalu Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, alasan mengapa istighfar dan berdoa saat malam lebih cepat diterima.
“Karena saat malam lebih khusyuk seperti yang tercantum dalam petunjuk surah 51 ayat 18,” jelasnya.
Adapun surah yang dimaksud Ustaz Adi Hidayat adalah Az Zariyat ayat 18.
Berikut lafadznya.
وَبِالْاَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ
Wa bil-asḥāri hum yastagfirūn(a).
Artinya: dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah).
Maka dari itu, sebelum istighfar, Ustaz Adi Hidayat menyarankan lakukan dulu shalat tahajud.
“Shalat tahajud tidak harus banyak-banyak. Jangan paksakan yang tinggi dulu,” sarannya.
“Tahajud dua rakaat lalu tutup witir 1 rakaat,” lanjutnya.
Itu yang sebaiknya dilakukan. Maka jika sudah seperti itu, kata Ustaz Adi Hidayat akan enak ketika naik tingkat.
Namun jangan pernah lupa, setelah shalat tahajud perbanyak istighfar.
“Poinnya adalah kadang suka lupa,
abis tahajud selesai gitu aja.” ujarnya.
“Sunnah kedua adalah istighfar,” katanya menambahkan.
Ustaz Adi Hidayat juga menjelaskan, semua hal di atas akan sangat baik jika dilakukan di musala.
Maka setiap Muslim, di rumahnya disarankan memiliki satu tempat khusus untuk ibadah.
“Masjid tarik ke rumah, buat mihrab,” sarannya.
“Tidak harus besar, sehampar sajadah juga tak apa,” ujarnya.
Hal ini karena mihrab salah satu yang dapat mempercepat terkabulnya doa.
“Mihrab tempat yang disebut spesifik dalam Qur’an, mempercepat terkabulnya doa, mendatangkan rezeki dari sisi yang tidak terduga,” jelas Ustaz Adi Hidayat.
Namun syaratnya seluruh urusan dunia keluar dari mihrab.
“Dunia keluar. Jangan dipake buat apa-apa,” tandasnya.
Ustaz Adi Hidayat kemudian menjelaskan, ayat Qur’an yang menyebutkan mihrab secara spesifik.
Yakni dalam kisah Maryam yang ada di surah Ali Imran ayat 37.
Dalam ayat itu dijelaskan, ketika Maryam dirawat oleh Nabi Zakaria as, setiap dibawakan sesuatu, semua sudah tersedia.
Saat itu, maryam berada di mihrabnya.
Berikut lafadz dari surah Ali Imran ayat 37 yang dimaksud.
كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَۙ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًا ۚ قَالَ يٰمَرْيَمُ اَنّٰى لَكِ هٰذَا ۗ قَالَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يَرْزُقُ مَنْ يَّشَاۤءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Artinya: Setiap kali Zakaria masuk menemui di mihrabnya, dia mendapati makanan di sisinya. Dia berkata, “Wahai Maryam, dari mana ini engkau peroleh?” Dia (Maryam) menjawab, “Itu dari Allah.” Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan. (QS Ali Imran: 37)
Tafsir Tahlili Surah Ali Imran Ayat 37
Manakala Maryam sudah mulai dewasa, Maryam mulai beribadah di mihrab.
Tiap kali Nabi Zakaria masuk ke dalam mihrab, ia dapati di sana makanan dan bermacam buah-buahan yang tidak ada pada waktu itu karena belum datang musimnya.
Zakaria pernah menanyakan kepada Maryam tentang buah-buahan itu dari mana dia peroleh padahal saat itu musim kemarau.
Maka Maryam menjawab, “Makanan itu dari sisi Allah. Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa perhitungan.”
Kisah tersebut dikemukakan untuk meneguhkan kenabian Muhammad saw, dan mengalihkan pikiran Ahli Kitab yang membatasi karunia kenabian pada keturunan Bani Israil saja.
Juga untuk mengoreksi pendapat orang musyrik Arab yang menolak kenabian Muhammad saw. karena menganggap dia hanya manusia seperti mereka.
Itulah amalan yang sebaiknya rutin dilakukan oleh setiap keluarga.
Semoga bermanfaat dan disarankan bertanya langsung kepada ulama atau ahli agama Islam.
Hal itu agar Anda senantiasa mendapatkan pemahaman yang lebih dalam
Wallahu'alam
(put)
Load more