Tafsir Surah Al-Baqarah Ayat 26: Perumpamaan untuk Mengungkap Kebenaran
- MUI
Innallaaha laa yastahyii ay yadriba masalam maa ba‘uudatan famaa fauqahaa, fa'ammal- laziina aamanuu faya‘lamuuna annahul-haqqu mir rabbihim, wa ammal-laziina kafaruu fayaquuluuna maazaa araadallaahu bihaazaa masalaa, yudillu bihii kasiiraw wa yahdii bihii kasiiraa, wa maa yudillu bihii illal-faasiqiin.
Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil daripada itu.9) Adapun orang-orang yang beriman mengetahui bahwa itu kebenaran dari Tuhannya. Akan tetapi, orang-orang kafir berkata, “Apa maksud Allah dengan perumpamaan ini?” Dengan (perumpamaan) itu banyak orang yang disesatkan-Nya.10) Dengan itu pula banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Namun, tidak ada yang Dia sesatkan dengan (perumpamaan) itu, selain orang-orang fasik." (QS. Al-Baqarah, 2:26)
Tafsir ayat 26 menjelaskan Allah SWT membuat perumpamaan agar kebenaran dan hakikat dijelaskan karena bernilai luhur.
Misalnya berbagai makhluk hidup mempunyai ukurannya masing-masing ada yang besar dan kecil, seperti nyamuk, semut, lebah, laba-laba dan sebagainya.
Sayangnya orang kafir selalu menjelekkan dan memandang makhluk kecil seperti semut, lalat, laba-laba dan sebagainya dikira lemah.
Pada tafsir ayat ini menegaskan Allah SWT tidak akan merasa malu perihal tuduhan makhluk ciptaan-Nya dipandang remeh oleh orang kafir.
Allah SWT terus membuat perumpamaan terkait kehadiran semut, lebah dan sebagainya memiliki kebenaran karena mempunyai hikmahnya masing-masing.
Pada dasarnya belalai nyamuk, semut dan sebagainya bisa menembus kulit gajah, unta, kerbau yang identik ukurannya lebih besar dari golongan hewan tersebut.
Belalai golongan hewan kecil dapat menyebabkan kematian terhadap hewan ukuran lebih besar yang ditempelkan oleh belalai mereka.
Bagi orang mukmin mengetahui adanya kebenaran dari hal tersebut dan sudah tidak diragukan lagi.
Adapun orang kafir menganggap kebenaran tersebut dengan sikap ingkar karena melontarkan terkait tujuaan adanya perumpaan dari Allah SWT mengenai hal tersebut.
Allah SWT merespons pertanyaan orang-orang kafir bahwasanya perumpaan tersebut untuk membedakan antara orang beriman dan orang kafir.
Maka, orang yang sudah berada dalam kesesatan akan dibiarkan oleh Allah SWT lantaran golongan kafir tidak ada keinginan mencari kebenaran.
Load more