Pelajaran Kehidupan di Tafsir Surah Al-Fajr, Penjelasan Ustadz Adi Hidayat
- tvOnenews - Gigih Wahyuningsih
tvOnenews.com – Pada suatu kesempatan ceramah, Ustaz Adi Hidayat membahas Surah ke-89 dalam urutan mushaf, yaitu Surah Al-Fajr.
Makna Nama dan Latar Turunnya Surah
Menurut Ustadz Adi Hidayat, Surah Al-Fajr termasuk kategori surah Makkiyah, yaitu surah yang turun sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah. Surah-surah Makkiyah umumnya fokus pada:
- YouTube Adi Hidayat
- Penguatan akidah
- Keteguhan iman
- Peringatan bagi kaum yang menjauhi Allah
- Koreksi terhadap gaya hidup materialistik masyarakat jahiliyah
Beliau menjelaskan, kondisi masyarakat saat itu didominasi perilaku yang mengejar kekayaan, kekuasaan, hingga menjadikan hawa nafsu sebagai standar hidup.
Pesan Utama Surah Al-Fajar
Dalam penjelasannya, Ustadz Adi menyampaikan bahwa kata “Fajr” menggambarkan cahaya pertama yang membelah kegelapan malam, sebagaimana cahaya petunjuk Islam membelah gelapnya perilaku masyarakat jahiliyah.
Beliau menegaskan bahwa akal diberikan agar manusia mampu membedakan mana yang benar dan salah.
“Hei orang-orang yang telah diberikan akal... Aku bersumpah kata Allah,” jelas Ustadz Adi menjelaskan makna ayat.
Surah ini juga mengingatkan manusia agar tidak terjebak dalam kesombongan harta, jabatan, dan kekuasaan.
Peringatan untuk Kaum yang Pernah Dibinasakan
Surah Al-Fajr juga mengingatkan kaum sebelumnya seperti kaum ‘Aad, kaum Tsamud, Firaun, dan pengikutnya. Menurut Ustadz Adi, mereka adalah contoh sejarah bahwa “Apa yang mau dikejar dari dunia? Pada akhirnya semua akan ditinggalkan.”
Di bagian tengah penjelasan, Ustadz Adi menyoroti sifat manusia yang merasa mulia ketika diberi rezeki dan merasa hina saat dicukupi. Padahal, rezeki adalah ujian dan setiap orang diminta bersikap bijak serta peduli pada sesama, terutama anak yatim.
“Untuk apa engkau berebut mengejar rezeki sampai saling menyakiti orang lain?,” katanya.
Penutup Surah: Harapan Husnul Khatimah
Ustadz Adi menekankan puncak makna surah ini terdapat pada ayat penutup:
“Yaa ayyatuha an-nafsul muthmainnah...”
Beliau menjelaskan bahwa ayat ini menggambarkan kondisi orang yang hidupnya kembali lurus, tenang, serta siap dipanggil Allah dalam keadaan mulia.
Load more