tvOnenews.com - Surah Al-Baqarah ayat 13 mempunyai makna kandungan dari terjemahannya tentang orang munafik.
Orang-orang ini bisa meliputi individu dan juga kelompok yang telah menganggap orang beriman tidak memiliki akal sebagai bahan tafsir Surah Al-Baqarah ayat 13 paling menarik.
Kisah orang-orang ini menjadi penjelasan Surah Al-Baqarah ayat 13 untuk dijadikan pengingat umat Muslim agar terhindar dari kelompok tersebut.
Hal ini menjadi bahwa Surah Al-Baqarah mempunyai banyak keistimewaan sudah diterangkan dalam Al-Quran.
Maka dari itu, Surah Al-Baqarah mendapat sebutan "Fustatul Qur'an" biasa dikenal Puncak Al-Quran.
Terkini, tvOnenews.com akan menerangkan tentang tafsir Surah Al-Baqarah ayat 13 berdasarkan referensi dari kanal resmi Quran Kementerian Agama (Kemenag) RI.
وَاِذَا قِيْلَ لَهُمْ اٰمِنُوْا كَمَآ اٰمَنَ النَّاسُ قَالُوْٓا اَنُؤْمِنُ كَمَآ اٰمَنَ السُّفَهَاۤءُ ۗ اَلَآ اِنَّهُمْ هُمُ السُّفَهَاۤءُ وَلٰكِنْ لَّا يَعْلَمُوْنَ
Wa izaa qiila lahum aaminuu kamaa aamanan naasu qaaluu anu'minu kamaa aamanas-sufahaa', alaa innahum humus-sufahaa'u wa laakil laa ya‘lamuun.
Artinya: "Apabila dikatakan kepada mereka, "Berimanlah kamu sebagaimana orang lain telah beriman," mereka menjawab, "Apakah kami akan beriman seperti orang-orang yang picik akalnya itu beriman?" Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang picik akalnya, tetapi mereka tidak tahu. (QS. Al-Baqarah, 2:13)
Dalam terjemahan ayatnya, tafsir ini melihatkan mereka orang-orang yang berusaha memberikan nasihat agar selalu beriman dengan ikhlas dan tulus.
Anjuran tersebut menjadi bentuk penyambutan akal sehat seakan-akan menerima dari orang-orang mengaku beriman.
Para sahabat dan pengikut Nabi Muhammad SAW memberikan nasihat agar beriman. Maka mereka menjawab dengan nada menghina dan penuh kesombongan.
Mereka bertanya apabila nasihat tersebut diikuti akan menjadi golongan beriman. Padahal orang-orang yang memberikan nasihat itu tidak mempunyai akal meski mengaku telah beriman.
Menurut mereka tidak sepantasnya mengikuti anjuran tersebut dan menyebut orang-orang (penasihat) tersebut masuk golongan bodoh.
Apabila mereka mengikutinya maka nasibnya akan sama menjadi orang-orang bodoh.
Allah SWT membantah sekaligus memberikan peringatan bahwa orang-orang munafik tidak mempunyai akal dan bodoh dan mereka tidak mengetahui akal mereka kosong.
Tak hanya itu, mereka tidak memahami bahwa ada kesesatan menyelimuti diri mereka.
Pada dasarnya mereka tidak ingin mendapat ajakan untuk beriman karena selalu melaksanakan amar makruf, dan nahi mungkar.
Mereka menganggap orang-orang beriman lemah akal dan otaknya bodoh. Misalnya dari kisah orang Muhajirin yang rela tidak bersama dengan keluarga dan tempat tinggalnya.
Wallahu A'lam Bishawab.
(hap)
Load more