tvOnenews.com - Salat Maghrib dan shalat Isya menjadi kewajiban penting dijalankan umat Muslim.
Umat Muslim wajib beribadah salat Maghrib dan shalat Isya sebagai kunci menunaikan tiang agama.
Salat Maghrib dan shalat Isya menjadi bagian dari sholat lima waktu dan hukumnya fardu 'ain.
Mereka mengetahui salat Maghrib, shalat Isya penting sesuai dalam ayat Al-Quran dari Surah Al-Baqarah ayat 238, begini bunyinya:
حَافِظُوْا عَلَى الصَّلَوٰتِ وَالصَّلٰوةِ الْوُسْطٰى وَقُوْمُوْا لِلّٰهِ قٰنِتِيْنَ
Artinya: "Peliharalah semua salat (fardu) dan salat Wusṭā.75) Berdirilah karena Allah (dalam salat) dengan khusyuk." (Al-Baqarah 2:238)
Ilustrasi sujud saat salat Maghrib atau shalat Isya. (Freepik)
Namun, ada kala seseorang merasa lelah ketiduran di waktu salat Maghrib dan bangun pada waktu shalat Isya.
Penjelasan ini diambil tvOnenews.com dari YouTube SMKN2 Temanggung Official, Ustaz Adi Hidayat (UAH) sedang menjelaskan tentang sholat.
Ketika itu UAH mengisi kajian dan jawab pertanyaan jamaah terkait seseorang ketiduran di sore hari dan tidak mengerjakan salat Maghrib.
UAH pun mengambil contoh dari kisah Rasulullah SAW dan Bilal bin Rabah.
Pada saat itu Nabi Muhammad SAW pernah meninggalkan kewajibannya untuk sholat Subuh.
Penyebab Nabi Muhammad SAW tidak mengerjakan sholat Subuh karena pada malam harinya ia meminta pesan kepada Bilal bin Rabah.
Nabi Muhammad memberikan amanah Bilal bin Rabah membangunkan Beliau dari tidur malamnya.
Karena Bilal mendapatkan perintah, ia pun menyetujuinya agar bisa sholat berjamaah dengan Nabi Muhammad SAW.
"Kata bilal tenang ya rasulullah saya ikutan tidur insya Allah kita bangun. Tidur ketiduran, bangun-bangun matahari sudah terang," kata UAH.
Sayangnya Bilal tidak membangunkan Nabi Muhammad SAW karena dirinya juga tertidur di malam hari.
"Mudah bagi Allah membangunkan Nabi (Rasulullah SAW)," ujar UAH.
Rasulullah SAW pun mengingatkan Bilal jika tidak sanggup menjalankan amanah sebaiknya tolak dari awal.
"Kata nabi ya Bilal celaka kamu bilal kamu katanya jaga kamu ketiduran juga, kalau kamu mengatakan ini kalau gak sanggup jangan mengatakan demikian, celaka kamu katanya," paparnya.
Meski mereka meninggalkan sholat Subuh, Beliau langsung perintah Bilal segera ambil air wudhu untuk adzan dan sholat Subuh.
"Nabi mengatakan masya Allah, sudah ambil kamu wudhu kemudian kamu adzan kemudian tunaikan sunnah-sunnah dan iqomah," tuturnya.
Pertanyaan jamaahnya serupa dengan kisah Nabi Muhammad SAW yang meninggalkan salat di waktu Subuh.
UAH mengatakan seseorang tidak salat Maghrib dan bangunnya di waktu shalat Isya maka yang didahulukan sholat fardhu sebelumnya.
"Orang yang tertidur waktu sholatnya saat bangunnya, Antum ketinggalan sholat maghrib karena ketinggalan," tuturnya.
"Bangun jam 9 di kasus ini, maka saat bangunnya waktu sholatnya, apa yang didahulukan? Maghrib dulu baru Isya," sambungnya.
Dari kisah di atas, UAH menerangkan urutan ibadahnya yang harus dilakukan seseorang berdasarkan salat fardhu.
Semisal kita tak beribadah salat Subuh dan bangun di waktu dzuhur, maka orang tersebut harus menunaikan salat Subuh dulu.
"Berdasarkan urutan tertib waktu sholatnya, di Maghrib baru tunaikan sholat Isya," ungkapnya.
Melalui Kitab Al-Fiqh 'ala al-madzahib al-khamsah karya Muhammad Jawad Mughniyah tentang mengqodho salat fardhu yang telat.
Para ulama berpendapat mengqodho salat harus sesuai dengan tertib.
أصلي فرض المغرب قضاء لله تعالى
Usholli fardhol maghribi qodho'an lillahi ta'ala
"Saya (berniat) mengerjakan sholat fardhu Maghrib qodho karena Allah Ta'ala."
Ini lebih baik dari orang tak beribadah salat fardhu sesuai firman Allah SWT dalam Al-Quran dari Surah Al-Ma'un ayat 4-5, begini bunyinya:
فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (4) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ
Artinya: "Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya." (QS. Al-Ma'un :4-5)
Kesimpulannya seseorang boleh mendahulukan salat Maghrib dan disusul dengan ibadah shalat Isya jika ketiduran di sore hari.
Jika penjelasan di atas masih kurang sebaiknya Anda bisa mendengar kajian atau konsultasi kepada para ulama, kyai, ustaz atai tokoh agama lain.
Wallahu A'lam Bishawab.
(hap)
Load more