Dari berbagai hal tercela yang dusah digambarkan, dapat dilihat adanya arah yang menjerumus pada kegilaan pada kekuasaan. Itulah cara politik yang kotor tapi sangat sering dilakukan. Padahal gila kekuasaan ini sudah diingatkan oleh Rasulullah “Barangsiapa yang yang rakus akan kekuasaan, ia pasti menuai penyesalan di hari kiamat”
Persaingan memang tidak bisa dielakkan pada saat pemilihan, mereka saling menunjukkan kemampuan dan kelebihan yang mereka punya, namum Allah melarang suatu golongan menyindir satu golongan lainnya dengan cara mengolok-olok dengan rasa bangga pada diri sendiri karena akan menimbukna permusuhan diantara teman atau sahabat. Apalagi kasus ini adalah hal buruk yang dilakukan oleh seorang calon pemimpin yang nantinya akan memimpin seluruh warga Indonesia.
Lalu bagaimana menyindir atau memberi nasehat yang baik menurut islam?
Yang pertama adalah dengan mengharapkan Ridha Allah SWT, menyindir dengan tujuan memberikan nasehat dan semata mata ingin mendapatkan Ridha dan Pahala dari Allah SWT maka diperbolehkan, yang kedua adalah menyindir secara rahasia yang bermaksud, tidak dilakukan didepan orang banyak atau secara terbuka, sindiran harus disampaikan secara pribadi untuk memperbaiki keaslahannya.
Selanjutnya ada menyindir dengan halus dan sopan, sebab sang penerima sindirian itu diibaratkan seperti sebuah pintu, pintu itu tidak akan terbuka kecuali dibuka dengan orang yang benar dan tepat. Dan yang terakhir itu tidak mempermalukan dalam menyindir, inilah yang sering menjadi musibah pada banyak orang saat ia memberikan sindirian dengan nada kasar dan hanya memperburuk keadaan.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallah bersabda, “setiap sikap kelembutan yang ada pada sesuatu, pasti akan menghiasinya, dan tidaklah ia dicabut dari sesuatu, kecuali akan memperburuknya. (HR Muslim)” (Gaida/Bwo)
Load more