Kisah Ketika Sengatan Panas Matahari dan Terpaan Pasir Tak Surutkan Semangat Jemaah Haji untuk Wukuf di Padang Arafah
- ANTARA
Aku merasa sangat dekat dengan Allah Swt. Ada perasaan haru dan senang, kata dia.
Bagi dia, jemaah haji yang berkumpul di Padang Arafah seperti yaumul mahsyar, yaitu bagaimana nanti manusia dibangkitkan dan dikumpulkan ke dalam antrian untuk menunggu giliran dihisab oleh Allah Swt.
Tempat yang tandus ini menjadi saksi bisu akan peristiwa-peristiwa sakral dan sudah semestinya jamaah haji melakukan perenungan, berzikir, dan berdoa, ujar dia.
Wukuf di Arafah merupakan simbol kedekatan sang hamba kepada Tuhan saat berhaji.
Dalam Khutbah Arafah, Sheikh Dr. Yusuf bin Muhammad Sa’id mengatakan bahwa sesungguhnya jamaah haji sedang berada di tempat yang istimewa dan waktu yang mulia.
Di tempat yang diharapkan ampunan dosa berlimpah dan doa diterima.
Perbanyaklah doa kepada Allah Swt. untuk kalian dan orang-orang yang kalian cintai juga bagi kaum muslimin secara umum, agar Allah memperbaiki kondisi mereka dan menyatukan barisan mereka di atas kebenaran.
Janganlah kalian lupakan dalam doa kalian orang-orang yang pernah berbuat baik kepada kalian, sebagaimana disebutkan dalam hadits, "Siapa yang telah berbuat suatu kebaikan kepadamu maka balaslah dia. Jika kamu tidak mampu membalasnya, maka doakanlah dia."
Jutaan manusia datang memenuhi panggilan Tuhan dengan sejuta harapan mengharap rida ilahi.
Cuaca panas yang mencapai 47 derajat celsius tak menjadi halangan bagi mereka untuk merenung, mengingat segala dosa-dosa yang melekat di tubuh.
Mereka berzikir, berdoa, dan bersujud memohon ampunan Sang Pencipta.
Karena mereka ingat akan hadits yang berbunyi “Sebaik-baik doa adalah doa pada hari Arafah”. (ant)
Load more