10 Tokoh Nasional Ini Ternyata Warga Muhammadiyah, Ada Kakek Anies Baswedan hingga Orang Tua Megawati
- Youtube/Muhammadiyah Channel
tvOnenews.com - Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia telah melahirkan banyak tokoh nasional.
Namun tak banyak yang tahu, jika ternyata 10 tokoh nasional pejuang dan perumus kemerdekaan ini merupakan warga Muhammadiyah.
Bahkan di antara jajaran 10 tokoh Muhammadiyah tersebut ada nama kakek Anies Baswedan hingga orang tua Megawati.
Lantas siapa saja tokoh yang dimaksud? Simak ulasan 10 tokoh nasional yang juga warga Muhammadiyah berikut ini, dilansir dari kanal Youtube resmi Muhammadiyah:
1. Kyai Haji Ahmad Dahlan
Kyai Haji Ahmad Dahlan merupakan pendiri persyarikatan Muhammadiyah. Beliau lahir pada 1 Agustus 1868 di kampung Kauman Yogyakarta.
Ayahnya adalah Kyai Haji Abu Bakar. Selain dikenal sebagai pendiri Muhammadiyah, Kyai Haji Ahmad Dahlan berkontribusi besar bagi kebangkitan gerakan nasionalisme muslim di nusantara melalui pendidikan dan pelayanan kesehatan.
Selain itu beliau merupakan pelopor kebangkitan pendidikan bagi kaum perempuan dengan mendirikan masjid pertama perempuan pada tahun 1920 serta membuka akses pembelajaran agama bagi perempuan.
Kyai Haji Ahmad Dahlan juga merupakan salah satu perintis pers Islam awal abad 20 di Jawa. Beliau meneribitkan majalah Suara Muhammadiyah pada tahun 1915.
Kyai Haji Ahmad Dahlan ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional melalui Surat Keputusan Presiden Nomor 657 tahun 1961.
2. Siti Walidah atau Nyai Ahmad Dahlan
Siti Walidah atau seringkali disebut ibu Nyai Ahmad Dahlan merupakan ulama perempuan dan tokoh nasional.
Ia melahirkan organisasi perempuan muslim Aisyah yang sebelumnya masih bernama Sopo Tresno tahun 1914.
Perjuangan penting Siti walidah banyak terkait dengan perjuangan akses pendidikan bagi kaum perempuan.
Ia melatih banyak mubalighoh agar bisa menjadi pemandu keagamaan di kampung-kampung.
Maka tak heran jika Siti walidah termasuk ulama perempuan yang mempelopori munculnya pondok atau asrama khusus untuk pengajaran dan bimbingan keagamaan pada perempuan.
Pada tahun 1926 Siti walidah termasuk salah satu perempuan pertama dalam sejarah kolonialisme Hindia Belanda yang berbicara di depan publik.
Ia tampil memimpin sidang pada kongres Muhammadiyah ke-15 tahun 1926 di Surabaya.
Bersama organisasi Aisyiyah yang didirikannya, Siti Walidah terus diingat dan dikenang sebagai pelopor hak pendidikan politik dan berkebudayaan bagi perempuan muslim pribumi.
Load more