Pendeta Saifuddin Ibrahim Bikin Video, Ngaku Heran Ada Umat Islam yang Haramkan Ucap Selamat Natal
- Kolase Tvonenews.com
Jakarta, tvOnenews.com - Sosok Pendeta Saifuddin Ibrahim yang kontroversial muncul dalam sebuah tayangan video YouTube dan kali ini dia membahas beberapa pendapat ulama soal bolehkah umat Islam mengucapkan selamat hari natal kepada umat Nasrani.
Dalam tayangan video yang diunggah Pendeta Saifuddin Ibrahim di channel YouTube-nya, dia menyebut bahwa di agama Islam ada yang memperbolehkan mengucapkan selamat hari natal, namun ada juga yang melarang mengucapkannya.
"Bagaimanakah sebenarnya hukum mengucapakan selamat natal. Bagi muslim, mengucapkan selamat hari natal itu ada yang memperbolehkan, ada yang melarang, bahkan ada yang mengharamkannya, itu sudah biasa mendekati 25 Desember (dibahas) seperti saat iman saya masih di situ dulu," kata Pendeta Saifuddin Ibrahim, dalam video yang diunggahnya di YouTube, Jumat (16/12/2022).
Menurut Pendeta Saifuddin Ibrahim, umat Islam menggunakan dalil Alquran, surat 25 ayat 72 (Al Furqon) guna meyakini mengucapkan selamat hari natal itu haram.
Menurutnya, justru ayat tersebut tidak ada kaitannya dengan larangan mengucapkan selamat hari natal.
"Dan orang-orang yang tidak memberikan kesaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka berlalu dengan menjaga kehormatan dirinya. Sebenarnya ayat ini ya enggak ada kaitannya dengan boleh atau tidaknya mengucapkan selamat hari natal," kata Pendeta Saifuddin Ibrahim.
Menurut Pendeta Saifuddin Ibrahim, tidak ada kaitannya Al Furqon ayat 72 dengan larangan umat Islam mengucapkan selamat hari natal.
"Sebab musabab ayat ini (Al Furqon ayat 72) turun juga tidak menjelaskan bahwa itu larangan mengucapkan selamat hari natal, bukan itu. Toh, mengucapkan selamat natal itu sama dengan mengucapkan selamat pagi, selamat sore, ya selamat semuanya," kata dia.
Menurut Pendeta Saifuddin Ibrahim, banyak pihak yang mencari-cari dalil larangan mengucapkan selamat natal dan menurutnya hal itu justru sia-sia.
"Mereka tidak mau mengakui Yesus Kristus lahir pada 25 Desember. Toh, orang Kristen sendiri pun ada yang mengatakan Yesus lahir tanggal sekian, tanggal sekian dan itu enggak masalah. Mempersatukan perayaan 25 Desember itu supaya tidak ribut antara jemaat satu dengan lainnya," kata dia.
Load more