Buntut Viral Tumbler Tuku Hilang di KRL, Kampus Anita Dewi Angkat Bicara: Tidak Menyelesaikan Studi
- Istimewa
tvOnenews.com - Kasus kehilangan tumbler Tuku di KRL yang viral di media sosial masih menjadi pembicaraan hangat publik. Nama Anita Dewi Lestari kini menjadi sorotan setelah diketahui sebagai sosok yang mengunggah keluhan soal kehilangan barang tersebut.
Kasus yang awalnya dianggap sepele berubah menjadi perdebatan panjang, terutama setelah muncul isu bahwa seorang petugas KRL kehilangan pekerjaannya akibat laporan tersebut.
Ramainya perbincangan publik juga menyeret nama Universitas Sahid Jakarta, setelah muncul kabar bahwa Anita Dewi disebut-sebut sebagai mahasiswa atau alumni dari kampus tersebut.
Merespons hal itu, pihak universitas akhirnya mengeluarkan klarifikasi resmi untuk meluruskan informasi yang beredar.
- Instagram/universitas.sahid
“Atas nama Anita Dewi Lestari bukan mahasiswa aktif dan bukan lulusan Universitas Sahid. Berdasarkan penelusuran data internal, yang bersangkutan hanya terdaftar sebagai mahasiswa selama beberapa semester dan tidak menyelesaikan studi sehingga bukan termasuk alumni Universitas Sahid,” demikian pernyataan tertulis dari pihak kampus.
Pernyataan resmi tersebut juga mengacu pada Surat Keputusan Rektor Nomor 109/USJ-01/A-50/2022, yang mengatur tentang pemberhentian mahasiswa yang habis masa studi atau tidak memenuhi ketentuan akademik pada Semester Genap Tahun Ajaran 2021/2022.
Pihak kampus menegaskan bahwa mereka tidak memiliki hubungan atau tanggung jawab apa pun terhadap kejadian viral ini, sebab Anita Dewi bukan lagi bagian dari lingkungan akademik Universitas Sahid.
Kronologi Anita Dewi Kehilangan Tumbler Tuku
Kasus ini bermula pada Senin, 24 November 2025, ketika Anita Dewi mengunggah keluhan di aplikasi Threads.
Ia menulis bahwa tumbler Tuku berwarna biru miliknya hilang saat berada di dalam KRL rute Tanah Abang-Rangkasbitung sekitar pukul 19.00 WIB.
Ia mengaku menyimpan tumbler itu di dalam cooler bag, namun setelah perjalanan selesai, benda tersebut tidak ditemukan.
- Instagram cakapviral
Unggahan tersebut kemudian menyebar cepat di media sosial dan memancing beragam reaksi. Situasi semakin memanas setelah muncul isu bahwa seorang petugas KRL bernama Argi, yang bertugas di Stasiun Rangkasbitung, disebut-sebut dipecat akibat insiden tumbler hilang tersebut.
Kabar ini langsung memicu kemarahan warganet yang menilai tindakan Anita dan suaminya, Alvin, terlalu berlebihan karena laporan mereka berujung pada nasib seseorang yang kehilangan pekerjaan.
Perbincangan soal tumbler Tuku pun ramai digunakan di platform seperti X, Threads, dan Instagram.
Banyak warganet menyebut bahwa tindakan Anita sebagai bentuk ketidakpekaan sosial, sebab barang yang hilang hanya bernilai sekitar Rp300 ribu, tetapi dampaknya begitu besar.
Namun, situasi mulai mereda setelah pihak PT KAI Commuter turun tangan dan melakukan mediasi antara Anita Dewi, suaminya Alvin, dan petugas bernama Argi.
Dalam mediasi yang berlangsung, Anita menyampaikan permintaan maaf secara langsung kepada pihak KRL dan kepada publik atas kegaduhan yang terjadi akibat unggahannya di media sosial.
Sementara itu, Alvin selaku suami Anita juga mengakui bahwa kegaduhan di media sosial membawa dampak besar terhadap banyak pihak, baik dari sisi pribadi maupun profesional.
Ia menyebut bahwa masalah ini kini sudah diselesaikan secara kekeluargaan dan berharap masyarakat tidak lagi memperpanjang polemik.
PT KAI Commuter pun menyampaikan bahwa petugas yang sempat disebut dipecat masih menjalani proses evaluasi internal.
Kasus tumbler Tuku yang hilang di KRL kini menjadi pengingat pentingnya kehati-hatian dalam menggunakan media sosial.
Pihak PT KAI Commuter sendiri sebelumnya juga telah mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dalam membawa barang pribadi di dalam kereta dan tidak langsung mengaitkan kejadian individual dengan pihak operator atau petugas sebelum ada hasil penyelidikan resmi. (adk)
Load more