Bak Pisau Bermata Dua, Ketum PSSI Sebut Perubahan Aturan Kartu Kuning di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Bisa Jadi Begini untuk Timnas Indonesia
- tvOnenews.com/Julio Trisaputra
“Kami hitung, tentang pemutihan kartu kuning ini, jangan-jangan lebih menguntungkan lawan daripada kita,” ucap Erick.
Dari sisi positif, aturan baru ini tentu membantu Timnas Indonesia menjaga kekuatan penuh di lini belakang. Kehadiran Idzes dan Verdonk, misalnya, krusial untuk meredam serangan cepat lawan. Nathan Tjoe-A-On dan Kevin Diks juga punya peran penting dalam transisi permainan.
Dengan komposisi lengkap, Kluivert bisa lebih fleksibel dalam mengatur strategi bertahan maupun menyerang.
Di sisi lain, dampak negatifnya tak bisa diabaikan. Lawan-lawan Garuda juga diuntungkan oleh aturan ini, sehingga kualitas mereka semakin utuh tanpa absennya pemain inti.
Secara psikologis, Indonesia yang berstatus underdog bisa menghadapi tekanan lebih besar ketika harus melawan tim dengan kekuatan penuh.
Erick Thohir mengakui persiapan menuju dua laga krusial ini tidak mudah. Selain faktor teknis, ada tekanan eksternal yang harus diantisipasi. Ia mencontohkan pembatalan uji coba kontra Kuwait awal September lalu yang sempat mengganggu ritme tim.
“Hal-hal ini yang kita coba maksimalkan. Cukup berat tekanannya, tapi coba kita hadapi,” kata Erick.
Meski begitu, PSSI memastikan semua langkah strategis terus dilakukan. Mulai dari simulasi latihan singkat, persiapan mental pemain, hingga penyesuaian logistik di Arab Saudi. Harapannya, seluruh pemain tetap fokus menghadapi laga bersejarah ini.
Pemutihan kartu kuning di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 ibarat pedang bermata dua bagi Timnas Indonesia. Di satu sisi, regulasi ini memberi peluang lebih besar bagi Garuda menurunkan skuad terbaiknya tanpa terkendala hukuman. (udn)
Load more