Ngerinya Cara PKI Habisi Para Kiai dan Santri pada Tahun 1948, Mereka Bahkan Punya Slogan Mengerikan untuk Pembantaian
- Tangkapan layar
Jakarta, tvOnenews.com – Tragedi kelam pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun, Jawa Timur, tahun 1948 masih meninggalkan luka sejarah yang mendalam.
Tidak hanya aparat pemerintah, polisi, dan tokoh masyarakat, tetapi para kiai dan ulama juga menjadi target penculikan serta pembantaian yang dilakukan pasukan PKI di bawah pimpinan Muso.
Dalam rangkaian aksinya PKI bahkan menyebarkan slogan provokatif: “Pondok bobrok, langgar bubar, santri mati.”
Slogan ini terbukti bukan sekadar gertakan, karena teror terhadap pesantren benar-benar terjadi.
- Tangkapan layar
Salah satu korban paling tragis adalah Pesantren Sabilil Muttaqin Takeran, Magetan. Pesantren yang kala itu menjadi pusat gerakan Islam dianggap PKI sebagai penghalang utama penyebaran ideologi komunisme.
Pimpinan pesantren Kiai Imam Mursyid menjadi incaran. Ironisnya penculikan Kiai Mursyid dilakukan oleh mantan santrinya sendiri Ilyas alias Sipit bersama anak buah Muso bernama Suhud.
Mereka menjerat sang kiai dengan dalih ajakan berunding mengenai “Republik Soviet Indonesia.”
Awalnya Kiai Mursyid menolak karena sudah tidak percaya pada Sipit yang tidak lagi menjalankan salat.
Namun rayuan dan ancaman terus dilontarkan. Bahkan Kiai Mursyid diingatkan bahwa pesantren bisa dibakar jika ia melawan.
Selain Kiai Mursyid PKI juga menargetkan Kiai Muhammad Termuji salah satu tokoh besar di pesantren. Namun rencana itu gagal karena yang bersangkutan sedang berada di luar kota.
Tak mau pulang dengan tangan kosong, pasukan PKI kemudian melakukan penangkapan massal terhadap para pengasuh pondok.
- Dok. Film Pengkhianatan G30S PKI
Tragedi berdarah pun tak terelakkan. Sebanyak 14 orang tewas dibantai secara sadis, termasuk Kiai Mursyid.
Hingga kini, jasad Kiai Mursyid tak pernah ditemukan. Bahkan dalam catatan internal PKI, tidak pernah ada data resmi mengenai eksekusi dirinya.
Tragedi serupa juga menimpa pesantren lain, seperti Tegalrejo Ponorogo, Pacitan, hingga Pondok Modern Gontor. Semua dianggap sebagai benteng Islam yang menghalangi penyebaran komunisme.
Load more