Review Menjelang Magrib 2: Wanita yang Dirantai, Film Horor Kolonial dengan Teror Mistis Sadis
- tim tvOnenews
Konflik utama film ini bertumpu pada pertarungan antara tahayul, ritual mistis, dan tradisi lokal melawan pendekatan medis modern. Giandra berusaha membongkar misteri penyakit Layla dengan logika sains, namun kengerian yang muncul justru semakin sadis dan penuh darah.
Lokasi syuting berlangsung di kaki Gunung Papandayan, Garut, dengan persiapan selama 3,5 bulan dan proses pengambilan gambar hingga 28 hari.
Production Designer Yannie Sukarya menjelaskan bahwa 70% set rumah dalam film ini dibangun khusus demi menggambarkan kelas sosial-ekonomi masyarakat tahun 1920.
Salah satunya adalah rumah Layla yang dirancang artistik meski dalam kondisi serba miskin, berdiri di latar Gunung Puntang dan Gunung Cikurai.
“Membangun rumah di kaki gunung dengan cuaca ekstrem dan angin kencang menjadi tantangan besar,” ujar Yannie.
Sinematografi film ini menonjolkan keindahan sekaligus kesunyian pedesaan Jawa pada masa kolonial. Minimnya penerangan membuat nuansa mencekam semakin terasa. Dengan dukungan musik Michelle Sudarsono, tata suara Jonet Sri Untoro, serta visual FX dari D’Legend VFX, atmosfer horor kian hidup.
- tim tvOnenews
Eksplorasi Trauma & Religiusitas
Lebih dari sekadar film horor, Menjelang Magrib 2 juga menyentuh isu trauma keluarga, isolasi sosial, dan pertentangan nilai keagamaan. Eddie Karsito, jurnalis sekaligus pengamat film, menyebut karya ini “gelap, atmosferik, dan meninggalkan kesan mendalam.”
Film ini juga relevan dengan konteks keagamaan. Dalam Islam, seseorang yang mengalami gangguan mental harus diperlakukan dengan penuh kasih sayang, bukan disiksa atau dipasung.
Dengan jadwal rilis 4 September 2025 di seluruh bioskop Indonesia, Menjelang Magrib 2: Wanita yang Dirantai menawarkan pengalaman menonton horor yang berbeda: penuh darah, sarat misteri, namun juga reflektif.
Perpaduan antara kisah mistis, benturan kultur, hingga kritik terhadap praktik pemasungan menjadikan film ini bukan sekadar tontonan, melainkan juga peringatan sosial. Bagi penggemar horor tanah air, film ini jelas masuk daftar wajib tonton. (udn)
Load more