Padahal Bisa Kantongi Gaji 4 Kali Lipat Lebih Besar, Shin Tae-yong Pilih Lakukan ini Ketimbang Tangani Timnas China
- YouTube
tvOnenews.com - Nama Shin Tae-yong sempat menjadi perbincangan hangat di dunia sepak bola Asia, khususnya setelah kabar yang menyebutkan dirinya masuk dalam daftar kandidat pelatih Timnas China.
Pelatih asal Korea Selatan tersebut memang dikenal sebagai sosok yang punya reputasi tinggi, apalagi setelah membawa Timnas Indonesia meraih sejumlah pencapaian positif selama lima tahun terakhir.
Kabar mengenai Shin Tae-yong yang dikaitkan dengan Timnas China mencuat setelah tim besutan Branko Ivankovic gagal total di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Performa buruk China membuat kursi kepelatihan Ivankovic mulai goyah, dan nama Shin Tae-yong pun sempat dilirik sebagai sosok yang dianggap mampu membawa perubahan signifikan bagi Team Dragon.
Meski begitu, Shin Tae-yong menegaskan bahwa hingga saat ini dirinya tidak pernah menerima tawaran resmi dari Asosiasi Sepak Bola China (CFA).
Bahkan, dalam sebuah kesempatan, STY yang kini juga menjabat sebagai Wakil Presiden Asosiasi Sepak Bola Korea Selatan (KFA) menyatakan dirinya tetap terbuka terhadap berbagai peluang.
Jika suatu saat tawaran resmi dari Timnas China benar-benar datang, ia mengaku akan mempertimbangkannya secara profesional dan siap menjalankan tugas tersebut dengan maksimal.
Namun, ada fakta menarik di balik perjalanan karier Shin Tae-yong yang jarang diketahui publik.
Sebelum akhirnya memutuskan melatih Timnas Indonesia sejak lima tahun lalu, ternyata Shin Tae-yong sempat lebih dulu mendapat tawaran dari China.
Tidak tanggung-tanggung, tawaran tersebut dikabarkan memberikan bayaran yang jauh lebih besar dibandingkan kontraknya bersama PSSI.
Hal tersebut diungkapkan secara gamblang oleh translator Timnas Indonesia, Jeong Seok Seo atau Jeje, baru-baru ini melalui kanal YouTube T10TV.
“Kalau saya dengar dari coach Shin langsung waktu itu memang penawaran dari China lebih besar, jauh lebih besar. Mungkin satu tahun di sana bisa sama dengan empat tahun di sini, hampir setara seperti itu,” ungkap Jeje.
Namun, lanjut Jeje, coach Shin justru terpikat dengan kondisi sepak bola Indonesia yang saat itu sedang terpuruk.
“Kenapa Coach Shin memilih di sini? Karena Coach Shin orangnya suka menantang. Apalagi Indonesia ini sudah nggak ada tangga buat ke bawah, tinggal naik aja gitu. Jadi makanya pilih Indonesia dan lihat juga potensinya ada,” jelas Jeje.
Menurut Jeje, keputusan Shin Tae-yong tidak diambil secara gegabah.
Ia melihat langsung potensi besar sepak bola Indonesia saat datang ke Malaysia, terutama saat menyaksikan langsung pertandingan dan bakat-bakat muda yang dinilai masih bisa berkembang jauh lebih baik.
Meskipun ada beberapa catatan terkait kekurangan di sektor penjaga gawang, lini belakang, hingga penyerang, Shin Tae-yong justru melihat celah tersebut sebagai tantangan menarik yang bisa ia ubah secara perlahan.
Tidak hanya itu, keputusannya bertahan melatih di Indonesia juga didukung oleh wewenang besar yang diberikan PSSI kepadanya.
Shin Tae-yong bukan hanya memegang kendali di Timnas Senior, tetapi juga di Timnas U-23 dan U-19.
Dengan begitu, ia bisa membangun fondasi sepak bola Indonesia dari level usia muda hingga senior.
“Apalagi Coach Shin kan dikasih tiga tim, senior, U-23, U-19. Artinya Coach Shin bisa menguasai semua timnas. Dengan begitu Coach Shin bisa kontrol. Jadi dengan di timnas U-19 pun dia bisa memberikan kesempatan kepada pemain-pemain U-19 untuk bisa jadi pemain timnas senior,” ujar Jeje.
Menurut Jeje, keputusan Shin Tae-yong bertahan di Indonesia juga didorong oleh pemikiran jangka panjang.
Dengan memegang kendali penuh atas berbagai kelompok usia, ia percaya dirinya bisa mengontrol proses regenerasi pemain dengan lebih baik dan terencana.
Inilah yang membuat Shin Tae-yong merasa lebih nyaman bekerja di Indonesia meski secara bayaran tidak sebesar tawaran dari China. (adk)
Load more