Pantas Saja Mees Hilgers Sering Difitnah, Ternyata Hasil Perhitungan Wetonnya itu …
- REUTERS/Issei Kato
tvOnenews.com - Pantas Saja Mees Hilgers Sering Difitnah. Dalam perhitungan weton Jawa, pemain Timnas Indonesia ini ternyata memiliki weton yang cukup unik dan menyimpan makna tersendiri.
Nama Mees Hilgers menjadi topik panas di kalangan pecinta sepak bola Indonesia, terutama usai kekalahan telak melawan Jepang pada ajang Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Mees Hilgers, pemain naturalisasi asal FC Twente, mengalami banyak tekanan setelah penampilan Timnas Indonesia kurang meyakinkan saat menghadapi Jepang.
![]()
Aksi Mees Hilgers curi perhatian. (Sumber: Instagram/meeshilgerss)
Para netizen pun mulai mencari tahu lebih dalam soal latar belakang sang pemain, hingga menemukan bahwa ia lahir pada 13 Mei 2001.
Tanggal lahir ini, menurut penanggalan Jawa, jatuh pada Minggu Wage atau 19 Sapar 1934, yang memiliki arti dan sifat tertentu dalam budaya kejawen.
Weton Minggu Wage menggambarkan sosok yang tekun, mandiri, dan berwibawa, namun juga memiliki sisi angkuh, mudah gelap pikiran, serta rentan menjadi sasaran fitnah.
Dalam penjabaran tradisional Jawa, pasaran Wage sering kali dikaitkan dengan kepribadian yang memikat tetapi keras hati dan sering membutuhkan bantuan orang lain.
Dalam kasus Mees Hilgers, karakter ini seolah cocok dengan dinamika yang ia alami sejak bergabung dengan skuad Garuda.
Sejak debutnya pada Oktober 2024, Mees Hilgers belum sepenuhnya mampu menunjukkan performa terbaiknya bersama Timnas Indonesia.
Cedera yang kambuhan seperti hamstring dan groin injury membuatnya harus absen dalam laga-laga penting, termasuk saat melawan Jepang dan Arab Saudi.
Bahkan saat diturunkan penuh saat Indonesia dibantai Jepang 0-6, kontribusinya justru disorot karena beberapa kesalahan yang berujung gol.
Namun, netizen Indonesia mulai menyoroti bahwa nasib Mees Hilgers yang sering difitnah dan disalahpahami mungkin ada kaitannya dengan weton kelahirannya.
Hal ini mencuat setelah salah satu akun X (sebelumnya Twitter), yakni @strootsys, mengunggah hasil perhitungan weton Hilgers usai laga melawan Jepang, lengkap dengan penjelasan maknanya.
“Oh pantes langganan kena fitnah,” tulis seorang netizen, mengomentari unggahan tersebut.
“Ini kalo ada terfitnah of the year, Mees menang sih ??,” tambah netizen lain.
“Main dihujat, kagak main juga dihujat wkwk,” tulis akun lain yang merasa iba sekaligus geli dengan nasib sang pemain.
“Mees, wetonmu Mees, kudu diruwat sak durunge tanding le cah bagus,” komentar seorang warganet yang menyarankan agar Mees Hilgers 'diruwat' atau dibersihkan secara spiritual sebelum bertanding.
“Dari segala postingan serius yang dari tadi lewat TL gw, ini terlucu sumpahhh ngakakk,” tulis warganet lain dengan emot tertawa.
“Mama Linda anak lanangmu bela Indo mesakke tenan kudu diselameti,” celetuk netizen lain, menyebut ibu Mees Hilgers.
Hasil Perhitungan Weton Jawa Mees Hilgers. (Sumber: X/@strootsys)
Sorotan terhadap Mees Hilgers makin intens setelah ia dinilai membuat beberapa kesalahan fatal saat menghadapi Jepang.
Dalam formasi tiga bek sejajar yang diterapkan oleh pelatih Patrick Kluivert, Hilgers tampak kewalahan menghadapi kecepatan dan kelincahan para penyerang Samurai Biru.
Gol ketiga Jepang terjadi setelah Daichi Kamada melewati Hilgers dengan mudah.
Sementara gol kelima bermula dari kegagalannya menutup ruang untuk Shuto Machino.
Meski begitu, beberapa pengamat tetap menilai bahwa Hilgers memiliki niat dan semangat tinggi untuk membela Garuda.
Ia bermain penuh selama 90 menit, menunjukkan tekad untuk tetap berjuang di tengah hujan kritik. Namun sayangnya, kecaman dari media sosial membuat situasi semakin berat.
Perdebatan mengenai weton Mees Hilgers ini menjadi salah satu contoh bagaimana budaya tradisional masih hidup berdampingan dengan dunia modern, termasuk di ranah sepak bola.
Apakah benar weton bisa mempengaruhi performa dan nasib seorang pemain? Tentu saja semua kembali pada kepercayaan masing-masing.
Meski sering difitnah, pemain berdarah Belanda ini terlihat selalu berusaha bangkit dan menjawab keraguan lewat kerja keras dan dedikasi di lapangan hijau.
(adk/anf)
Load more