Jawaban Dedi Mulyadi saat Tahu Dapat 6 Julukan dari Netizen Padahal Belum 100 Hari Kerja sebagai Gubernur Jawa Barat
- Tim tvOne/Cepi Kurnia
tvOnenews.com, Bandung – Belum genap 100 hari menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi sudah mengoleksi beragam julukan dari publik, mulai dari pujian hingga sindiran.
Mantan Bupati Purwakarta ini tak menampik bahwa gaya kepemimpinannya yang blak-blakan, nyentrik, dan dekat dengan rakyat membuatnya menjadi sorotan.
Di hadapan warga Majalengka, Dedi bahkan mengakui dan membanggakan berbagai julukan yang disematkan kepadanya sembari menegaskan bahwa semuanya adalah bagian dari caranya menjalankan pemerintahan secara langsung, tanpa biaya mahal.
- Haris/tvOnenews
Julukan ini muncul dari Gubernur Kaltim Rudy Masud saat rapat Gubernur se-Indonesia dengan Komisi II DPR RI pada 29 April 2025. Meski sempat disalahartikan sebagai kritik, Rudy kemudian mengklarifikasi bahwa maksudnya adalah pujian atas kemampuan Dedi membuat konten informatif dan berdampak di media sosial.
Dedi sendiri tidak menolak julukan itu. Ia justru bangga menjadi “Gubernur Konten”, karena bisa mengelola media sosialnya sendiri tanpa membayar buzzer atau influencer.
“Gubernur konten lebih baik daripada gubernur molor. Duit dari ngonten bisa buat bantu rakyat, buat bangun jalan, bukan buat konsultan mahal,” ujar Dedi dalam pidatonya saat upacara Hari Kebangkitan Nasional di Bandung pada Selasa (20/5/2025).
2. One Man Show
Julukan ini muncul sebagai kritik dari kalangan DPRD Jawa Barat, terutama dari PKS dan PDIP, menyusul kebijakan kontroversial Dedi terkait program barak militer untuk siswa bermasalah. Politisi seperti dr. Gamal Albinsaid (PKS) dan Ono Surono (PDIP) menilai Dedi menjalankan pemerintahan tanpa diskusi, seperti “satu orang pertunjukan”.
Dedi belum merespons langsung tudingan ini, namun ia tetap melanjutkan programnya dengan keyakinan bahwa itu bermanfaat untuk masa depan generasi muda Jabar.
3. Gubernur Lambe Turah
- YouTube
Julukan sinis ini datang dari anggota DPR RI Fraksi PKB, Andi Muawiyah Ramly, yang kecewa atas ketidakhadiran utusan KORMI Jabar dalam ajang Festival Olahraga Nasional (FORNAS) VIII di NTB.
Ia menyindir gaya komunikasi Dedi yang dianggap terlalu populis namun tak konsisten dalam komitmen anggaran.
Load more