Kisah Najwa Shihab dan Ibrahim Assegaf, Menikah Muda saat Masih Kuliah, Setia sampai Maut Memisahkan
tvOnenews.com - Kabar duka tengah menyelimuti keluarga Najwa Shihab.
Suaminya tercinta, Ibrahim Sjarief Assegaf, dikabarkan meninggal dunia pada Selasa, 20 Mei 2025.
Almarhum menghembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit PON, Jakarta Timur.
Rencananya, jenazah akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut, Jakarta Selatan, pada hari Rabu, 21 Mei 2025.
Najwa Shihab dan Ibrahim Sjarief Assegaf telah menjalani kehidupan rumah tangga yang harmonis selama lebih dari dua dekade.
Keduanya menikah pada tanggal 11 Oktober 1997, saat Najwa Shihab baru berusia 20 tahun dan masih duduk di semester tiga Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Sementara itu, Ibrahim saat itu telah berusia 26 tahun dan merupakan kakak angkatan Najwa di kampus yang sama.
Pertemuan mereka bermula dari dunia kampus. Ibrahim Assegaf dikenal sebagai sosok yang tenang dan bijaksana.
Kedekatan antara keduanya tumbuh secara alami seiring waktu.
Dalam beberapa kesempatan, Najwa pernah bercerita bahwa Ibrahim adalah sosok yang mampu memberikan rasa tenang dan yakin dalam hidupnya.
Rasa percaya itulah yang kemudian membawa Najwa memutuskan untuk menikah muda.
Pernikahan mereka dikaruniai dua orang anak bernama Izzat Ibrahim Assegaf dan Namiyah Assegaf.
Anak keduanya, Namiyah meninggal dunia tak lama setelah dilahirkan.
Peristiwa ini merupakan momen paling emosional dan menyedihkan yang pernah ia alami sebagai seorang ibu.
Meskipun menikah di usia muda, Najwa Shihab tidak meninggalkan pendidikannya.
Ia tetap fokus menyelesaikan kuliah di Fakultas Hukum UI dan bahkan melanjutkan pendidikan hingga ke luar negeri.
Ia berhasil meraih gelar Master of Arts in Journalism dari Columbia University, New York.
Najwa Shihab pernah mengungkapkan bahwa dirinya adalah tipe perempuan yang sangat mencintai dan menghormati suami.
Keputusan untuk menikah muda bukan karena keterpaksaan, melainkan karena ia merasa telah menemukan sosok yang tepat.
Restu dari kedua orang tua, terutama sang ayah Quraish Shihab, menjadi landasan kuat atas keputusannya tersebut.
Quraish Shihab, yang dikenal sebagai ulama dan cendekiawan Muslim terkemuka, menyetujui pernikahan anaknya dengan satu syarat: Najwa harus tetap menyelesaikan pendidikannya.
Syarat ini diterima dan dijalani dengan penuh tanggung jawab oleh Najwa.
Ia membuktikan bahwa perempuan tetap bisa mengejar pendidikan dan cita-cita meski sudah berumah tangga.
Dukungan penuh dari keluarga menjadi salah satu kunci sukses dalam perjalanan hidup Najwa Shihab.
Setelah menyelesaikan pendidikan, ia meniti karier di dunia jurnalistik dan berhasil menjadi salah satu jurnalis paling berpengaruh di Indonesia.
Nama Najwa melejit saat ia bergabung dengan Metro TV, dan kemudian semakin dikenal luas lewat program Mata Najwa yang banyak mengangkat isu-isu penting dan kritis di Indonesia.
Selama perjalanan kariernya, Ibrahim Assegaf selalu berada di sampingnya.
Ia bukan hanya menjadi suami, tetapi juga teman diskusi, penyemangat, dan pendukung utama dalam setiap langkah karier Najwa.
Dalam berbagai kesempatan, Najwa menyebut bahwa keberhasilan yang ia raih tak lepas dari peran besar suaminya di balik layar.
Pasangan ini menunjukkan bahwa keharmonisan rumah tangga bisa berjalan seiring dengan pencapaian karier.
Meskipun keduanya tidak sering tampil bersama di hadapan publik, namun hubungan mereka selalu hangat dan kuat.
Kebersamaan mereka jarang diekspos, namun menjadi inspirasi banyak orang tentang bagaimana cinta dan komitmen sejati seharusnya berjalan.
Kini, kepergian Ibrahim Assegaf menjadi duka mendalam bagi Najwa Shihab dan keluarga.
Sosok pria yang telah menemaninya sejak usia muda hingga dewasa kini telah tiada.
Namun kisah cinta dan kesetiaan mereka akan terus hidup, menjadi kenangan yang tak lekang oleh waktu. (adk)
Load more