Sekalipun Hercules Punya Keinginan Untuk Kuasai Tanah Abang, Namun Itu Bukan Hal Mudah Karena Ucu Kambing Ternyata Adalah Seorang...
- tim tvOnenews / Antara
tvOnenews.com - Nama Rosario de Marshall, yang lebih dikenal sebagai Hercules, kembali menjadi sorotan publik setelah secara terbuka menghina mantan Kepala BIN, Letjen TNI (Purn) Sutiyoso.
Tindakan ini memicu kemarahan dari mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.
Perseteruan ini membuka kembali ingatan kolektif masyarakat akan masa lalu kelam ketika Hercules mendominasi dunia kriminal di Jakarta, khususnya di kawasan Tanah Abang.
Asal Usul Hercules dan Dominasi di Tanah Abang
Hercules lahir di Timor Timur pada 27 Mei 1968. Ia pertama kali berinteraksi dengan militer Indonesia melalui Kolonel Gatot Purwanto sekitar tahun 1975.
Setelah menjadi yatim piatu akibat konflik di Timor Timur, Hercules bergabung sebagai Tenaga Bantuan Operasi (TBO) untuk Kopassus. Nama "Hercules" diberikan oleh tim komunikasi radio Kopassus sebagai nama kode.
Setelah pindah ke Jakarta, Hercules membentuk geng preman bersama sesama migran Timor Timur di kawasan Tanah Abang.
Geng ini segera menguasai dunia kriminal Jakarta pada tahun 1990-an, dengan kegiatan seperti pemerasan dan bisnis keamanan ilegal.
Namun, kekuasaan Hercules mulai runtuh pada akhir 1990-an setelah beberapa anggota gengnya menolak berpartisipasi dalam demonstrasi pro-integrasi, menyebabkan hilangnya perlindungan militer.
Akibatnya, wilayah Tanah Abang diambil alih oleh kelompok preman lain, termasuk yang dipimpin oleh Muhammad Yusuf Muhi, atau yang lebih dikenal sebagai Ucu Kambing .
Ucu Kambing: Jawara Betawi yang Menaklukkan Hercules
Ucu Kambing, nama asli Muhammad Yusuf Muhi, lahir di Kebon Pala, Tanah Abang. Julukan "Kambing" berasal dari latar belakang keluarganya yang berjualan sop kambing.
Sejak muda, Ucu dikenal sebagai jagoan jalanan yang sulit ditandingi. Ia belajar silat dari jawara Betawi, Engkong Sabeni, dan pernah menjadi santri di Pesantren Tebu Ireng, Gontor, meskipun tidak sampai rampung .
Pertikaian antara Hercules dan Ucu Kambing terjadi pada tahun 1996. Ketika itu, kelompok Hercules masuk ke kawasan Tanah Abang tanpa koordinasi, membawa anak buah dari wilayah lain, dan membuat onar.
Dua anak buah Hercules dilaporkan tewas dalam bentrokan tersebut. Ada kabar bahwa kelompok Hercules bahkan sempat merencanakan untuk membakar wilayah tertentu di Bongkaran, sebuah wilayah padat di jantung Tanah Abang.
Namun, langkah itu tidak berjalan mulus. Ucu Kambing dan anak buahnya segera bergerak dan berhasil memukul mundur Hercules dari wilayah tersebut .
- Kolase Tim tvOnenews
Transformasi Hubungan: Dari Musuh Menjadi Sahabat
Meskipun sempat berdarah-darah di masa lalu, hubungan antara Hercules dan Ucu Kambing berubah seiring waktu. Dari musuh bebuyutan, mereka kemudian menjadi sahabat.
Menurut Chatu Badra Mandrawata, putra Ucu Kambing, keduanya mulai saling menghargai dan bahkan sering duduk bersama membahas peran sosial dan kondisi masyarakat bawah.
Persahabatan ini menunjukkan bahwa di balik reputasi keras para mantan preman legendaris, ada proses pendewasaan dan transformasi yang dialami.
Sama-sama mundur dari jalanan, mereka memilih jalur damai dan kontribusi sosial sebagai jalan hidup baru.
Warisan Ucu Kambing dan Akhir Hidup Sang Jagoan
Selain sebagai petarung jalanan, Ucu Kambing juga dikenal sebagai tokoh pemersatu masyarakat.
Ia pernah menjadi penengah dalam konflik antara Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dengan para pedagang kaki lima di Tanah Abang.
Kemampuan Ucu untuk meredakan konflik menunjukkan bahwa pengaruhnya tidak hanya berasal dari kekerasan, tapi juga dari kharisma sosial yang dimilikinya.
Pada 2 Januari 2024, Ucu Kambing menghembuskan napas terakhirnya di usia 76 tahun. Kepergiannya menjadi kehilangan besar, terutama bagi komunitas Betawi dan Tanah Abang. Ia meninggalkan warisan sebagai tokoh legendaris yang dikenal dengan pepatah khasnya, "Lo Jual, Gue Beli."
Hercules Kini: Dari Preman ke Ketua Ormas
Sementara itu, Hercules juga menempuh jalur yang tidak jauh berbeda. Ia kini menjabat sebagai Ketua Umum Organisasi Masyarakat GRIB (Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu).
Meski belakangan kembali menjadi sorotan karena konflik verbal dengan Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, Hercules menyatakan dirinya kini telah berubah dan memilih jalan kegiatan sosial, seperti membantu anak-anak yatim dan memberangkatkan umrah.
Kisah perseteruan antara Hercules dan Ucu Kambing di Tanah Abang mencerminkan dinamika kekuasaan di dunia bawah tanah Jakarta pada era 1990-an.
Meskipun Hercules memiliki keinginan untuk menguasai Tanah Abang, kehadiran Ucu Kambing sebagai jawara lokal yang disegani membuat hal tersebut bukanlah perkara mudah.
Pertarungan mereka tidak hanya soal dominasi wilayah, tetapi juga tentang mempertahankan identitas dan kehormatan komunitas masing-masing.
Transformasi keduanya dari preman menjadi tokoh masyarakat menunjukkan bahwa perubahan positif selalu mungkin terjadi, bahkan bagi mereka yang pernah berada di sisi gelap kehidupan kota. (udn)
Load more