tvOnenews.com - Dalam hidup, terkadang kita tidak tahu kejadian apa yang akan menimpa kita, seperti pengalaman Captain Ricosetta Mafella, pilot batik air yang berhasil menyelamatkan 148 penumpang dari maut saat terjadi gempa di Palu.
Sudah hampir 30 tahun Rico bekerja mengemudikan pesawat, dimana ada salah satu kejadian yang membuatnya tidak akan lupa.
Pada tahun 2018 lalu, di tengah proses lepas landas pesawat Batik Air yang dibawa oleh Captain Ricosetta Mafella terjadi peristiwa gempa berkekuatan 7,4 SR di Kota Palu.
Tak hanya gempa bumi, bencana alam itu diikuti dengan gelombang tsunami yang melanda Pantai Barat.
Kisah pesawat Batik Air yang berhasil lepas landas tepat hanya beberapa detik sebelum gempa menjadi sorotan publik saat itu.
Captain Ricosetta, sang pilot Batik Air menceritakan detik-detik bagaimana dirinya bisa menerbangkan pesawatnya lebih cepat dari Palu menuju Jakarta, bagaimana kisahnya? baca selengkapnya di bawah ini.
Duka mendalam atas tragedi gempa bumi dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, yang terjadi pada 28 September 2018.
Namun di tengah duka, ada kisah heroik dari seorang pilot bernama Ricosetta Mafella.
Sang pilot Batik Air menjadi saksi sekaligus pahlawan yang menyelamatkan nyawa penumpang di tragedi gempa di Palu, simak kisahnya dalam artikel berikut.
Captain Ricosetta Mafella, pilot maskapai Batik Air menceritakan peristiwa mendebarkan saat berhasil take off sebelum gempa bumi melanda Palu.
Pada awalnya, Rico mendapat telepon dari kantor untuk menerbangkan pesawat di tanggal 17 dan 28 September 2018.
Perubahan jadwal
Mulai dari sini lah, keanehan mulai terjadi dan tidak seperti biasanya. Pasalnya, Rico mengaku mendapat perubahan jadwal sebanyak 11 kali.
“Saya ditelepon kantor, ternyata ada perubahan jadwal sampai 11 kali. Itu tidak biasa dalam hidup saya paling maksimal 4 kali,” ujar Captain Rico Setta dilansir dalam kanal YouTube RJL 5 - Fajar Aditya.
Adapun firasat yang tidak mengenakan itu sudah mulai muncul di benaknya.
Meski demikian, Rico mengaku tidak terlalu menghiraukan hal tersebut.
Kemudian, pada saat penerbangan tanggal 27, ia mengaku tidak merasa ada kejanggalan.
Namun selama terbang dari Jakarta-Medan-Jakarta hingga berakhir Makassar, selama itu juga dirinya tak berhenti melantunkan pujian pada Tuhan.
“Nah ini salah satu cerita unik, di mana saya tanggal 27 Itu melantunkan pujian selama 12 jam nonstop. Kemudian saya merasa ada suara yang minta saya untuk memuji Tuhan,” katanya.
Ngaku dengar 'suara Tuhan' saat detik-detik gempa dan tsunama menerjang Palu
Di tanggal 28, Rico diminta untuk melaksanakan jadwal penerbangan dari Makassar ke Palu.
Penerbangannya berjalan normal, namun saat tiba di Bandara Mutiara Palu, Rico mengaku mendapat bisikan untuk segera pergi.
Padahal saat itu, dirinya dan kru ingin turun untuk berfoto-foto terlebih dahulu.
Kembali ‘mendengar Suara Tuhan’ itu, Rico pun meminta seluruh krunya langsung bersiap untuk penerbangan selanjutnya.
Akhirnya singkat saat sudah sampai di kota Makassar, petugas di sana terkejut melihat dirinya.
Pasalnya, gempa dan tsunami hanya berselang 1 detik dari pemberangkatannya.
Mendengar tersebut, Captain Ricosetta Mafella langsung bergetar. Ternyata hanya beda 1 detik saja nyawanya, para kru dan penumpang bisa melayang.
"Akhirnya bisa selamat itu karena bisa lewat dalam hitungan detik. 1 hitungan detik menyelamatkan ratusan nyawa.” ungkap Pilot Batik Air, Captain Ricosetta Mafella. (hnf/ind)
Load more