tvOnenews.com - Nama Gus Miftah masih menjadi perbincangan hangat publik setelah pernyataan tajamnya yang ditujukan untuk keturunan Kiai Ageng Muhammad Besari.
Penceramah kondang itu menyampaikan sindiran keras kepada pihak-pihak yang mengklaim sebagai keturunan Kiai Ageng Muhammad Besari, tetapi tidak menunjukkan penghormatan kepada sang leluhur.
Ia menyoroti sikap mereka yang enggan berkontribusi dalam acara keagamaan maupun menjaga peninggalan sejarah leluhur.
"Aku itu sebel orang pada ngaku-ngaku cucunya Mbah Muhammad Besari, tapi kalau ada acara, modal aja enggak mau," ujar Gus Miftah pada salah satu tayangan YouTube Keluarga Didik, dilansir tvOnenews.com pada Minggu (29/12/2024).
Ia mengaku tetap akan membantu acara atau kegiatan keagamaan, meskipun tidak diakui sebagai bagian dari garis keturunan Kiai Ageng Muhammad Besari.
"Saya enggak perlu diakui cucu enggak apa-apa, tapi kalau ada acara aku bantui," ucap Gus Miftah tegas.
Kekecewaan Gus Miftah memuncak ketika ia membahas kondisi makam Mbah Muhammad Besari yang dianggapnya kurang terawat.
Ia menilai bahwa mereka yang sibuk mengklaim keturunan seharusnya juga memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga makam sang ulama besar.
"Semuanya rebutan merasa cucunya mbah Muhammad Besari, tapi enggak mau merawat makamnya Mbah Muhammad Besari," ucap Gus Miftah dengan nada kesal.
Bahkan, ia menyindir bahwa ada pihak yang mengajukan proposal bantuan ke berbagai tempat, tetapi hasilnya tidak digunakan untuk kebutuhan makam.
"Bikin proposal ke sana-sini tapi hasilnya nggak buat makam. Yang modelnya kayak gitu, jan**k banget," tambahnya penuh kekesalan.
Pernyataan Gus Miftah ini memicu perdebatan sengit di media sosial, khususnya di platform X (dulu Twitter).
Sebagian warganet menilai bahwa tutur bahasa Gus Miftah tidak mencerminkan dirinya sebagai seorang ulama.
"Kalau kelakuannya masih seperti jan**k, tidak usah memaksakan diri mengaku sebagai keturunan kiai," tulis seorang warganet mengkritik.
Namun, tidak sedikit pula yang mendukung Gus Miftah.
Mereka berpendapat bahwa pernyataannya merupakan bentuk kekecewaan yang wajar terhadap sikap abai terhadap peninggalan leluhur.
Topik ini semakin memanaskan perbincangan tentang nama besar Kiai Ageng Muhammad Besari, salah satu tokoh agama yang dihormati di Tanah Jawa.
Polemik tentang keturunan dan tanggung jawab moral mereka kini menjadi sorotan utama.
Meski menuai kontroversi, pernyataan Gus Miftah mengingatkan pentingnya menjaga peninggalan sejarah dan menunjukkan rasa hormat kepada leluhur, tidak hanya dengan klaim, tetapi juga melalui tindakan nyata. (asl)
Load more