Sebelum Pemukulan, Terungkap Kata-kata Arogan yang Keluar dari Mulut Mamah Lady Aurellia, Terekam Suaranya Singgung-singgung Jalur Polisi: Kamu Mau Lewat Mana?
- ist
tvOnenews.com - Rekaman suara yang diduga melibatkan Sri Meilina, ibu dari Lady Aurellia, dan Ketua Dokter Koas Universitas Sriwijaya, Muhammad Lutfhi, tengah menjadi sorotan setelah beredar luas di media sosial.
Rekaman ini pertama kali diunggah oleh akun X (Twitter) @PartaiSocmed pada Sabtu (14/12/2024), sekitar pukul 19.33 WIB.
Akun tersebut menuliskan, "INFO A99!! Berikut adalah rekaman suara perdebatan antara Sri Meilina, ibu dari Lady Aurellia Pramesti, dengan Luthfi dan temannya sebelum terjadinya aksi pemukulan oleh si sopir."
Dalam unggahannya, akun itu juga menambahkan bahwa Lady Aurellia sering mengadukan masalah dan ibunya dianggap terlalu ikut campur urusan anaknya.
Isi Rekaman Percakapan
Terdapat empat rekaman suara yang masing-masing berdurasi sekitar dua menit.
Dalam salah satu rekaman, terdengar sosok yang diduga Sri Meilina berbicara dengan nada tinggi dan berulang kali mengancam lawan bicaranya.
Ia mengkritik keras Muhammad Lutfhi atas dugaan perlakuan tidak baik terhadap putrinya.
"Kamu bicara kasar, padahal anak saya ini anak tunggal. Tapi tidak manja," ujar suara yang diduga Sri Meilina.
Ketegangan semakin memuncak ketika ia mempertanyakan sikap tertawa Lutfhi.
"Jadi jangan kamu tawa-tawa, apa maksud kamu tawa-tawa kayak gitu?" tambahnya dengan nada tajam.
Dalam percakapan itu, ia juga menyebutkan latar belakangnya yang berasal dari Komering sebagai bentuk peringatan kepada Lutfhi.
"Kamu jangan macem-macem loh, saya orang Komering asli loh di sini ya," katanya. Selain itu, ia mempertanyakan kapasitas Lutfhi sebagai ketua kelompok.
"Harusnya kalau ketua kelompok itu amanah. Kamu aja nggak mampu, gimana ngatur rumah tangga?"
"Kamu mau jalur apa? Jalur polisi, kita tidak ribut loh, kamu berpendidikan, kamu ketua kelompok."
Sebaliknya, suara pria yang diduga Muhammad Lutfhi terdengar mencoba menjelaskan perihal jadwal piket yang telah dua kali diubah berdasarkan keluhan rekan koas lainnya.
Ia menyebutkan bahwa perubahan tersebut sudah disesuaikan dengan masukan dan dilaporkan kepada dokter pendidik klinis (dokdiknis).
"Karena kita udah ganti-ganti terus. Dua kali kita ganti, setelah kita ganti, tiba-tiba masih dikomplain. Itu sudah dikirim," jelasnya dalam salah satu bagian rekaman.
Load more